“Bahkan, ketika penyakit tersebut berhasil dihilangkan dari suatu area, perubahan cuaca akibat perubahan iklim dapat membuatnya bermigrasi ke area yang lain,” ujarnya.
Selain itu, beberapa area seperti Timur Tengah dan Amerika Barat bisa menjadi tidak dapat ditinggali manusia karena temperatur yang ekstrem.
Sebab, temperatur yang tinggi biasanya juga dibarengi oleh tingkat kelembapan yang tinggi. Kedua hal tersebut membuat keringat tidak bisa menguap dan mendinginkan tubuh manusia. Kondisi ini dapat berujung pada kematian.
Ekonomi
Sebuah laporan oleh Bloomberg pada tahun 2015 menemukan bahwa peningkatan temperatur, terutama di Amerika Tenggara, dapat menurunkan produktivitas pekerja yang bekerja di luar ruangan sebanyak tiga persen.
Walaupun sekilas terlihat kecil, angka tersebut dua kali lipat lebih besar dari penurunan produktivitas yang terjadi pada era ’70-an akibat inflasi dan resesi ekonomi.
Kelima malapetakan ini diperkirakan akan terjadi dalam 15 tahun, antara 2032 dan 2039 ketika temperatur bumi naik sebanyak 1,5 derajat celcius.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.