Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/04/2017, 17:12 WIB
|
EditorBestari Kumala Dewi

KOMPAS.com - Tampon dikaitkan dengan potensi infeksi yang disebut Toxic Shock Syndrome (TSS). TSS diketahui dapat menyebabkan peradangan di area vagina.

Hanya saja, menurut Jessica Shepherd, MD, asisten profesor kebidanan klinis dan ginekologi di University of Illinois College of Medicine di Chicago, kemungkinan TSS baru akan muncul jika tampon tidak digunakan semestinya, yaitu melebihi delapan jam waktu pemakaian maksimal dan diapliksikan dalam lingkungan tak steril. Bila memungkinkan, gantilah tampon setiap 4-5 jam sekali.

Menurut penelitian dari University of Minnesota, TSS bahkan terbilang langka. Hanya sekitar satu dari setiap 100.000 wanita yang menggunakan tampon yang mengalami TSS setiap tahun.

Dengan kata lain, risiko TSS hanya berjumlah 0,001 persen dari pengguna tampon. Namun sekali lagi, tampon perlu digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan.

Sebab, tampon juga dapat menjadi mediasi infeksi bakteri jika Anda menggunakannya terlalu lama, Shepherd melanjutkan.

Lauren Streicher, gelar M.D., seorang profesor kebidanan klinis dan ginekologi di Northwestern University Feinberg School of Medicine mengatakan bahwa Anda benar-benar tidak perlu khawatir untuk menggunakan tampon.

Menurut FDA, di masa lalu, proses bleaching dalam pembuatan tampon memang berisiko menyebabkan sensasi panas dan berpotensi menjadi sumber jumlah jejak dioxin (senyawa kimia beracun yang dapat menyebabkan masalah reproduksi), tetapi FDA mencatat bahwa metode pemutihan tidak lagi digunakan.

“Selain higienis dalam pemakaian, serta rutin mengganti tampon, gunakanlah tampon tanpa pengharum,” kata Shepherd.

“Pengharum sendiri dapat meningkatkan risiko alergi, baik dalam tampon, pembalut, maupun pantyliner,” Shepherd menekankan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+