Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Gangguan Kecemasan Jika Mengalami 7 Tanda Ini

Kompas.com - 02/04/2017, 14:27 WIB

KOMPAS.com - Gangguan kecemasan berbeda dengan gugup atau cemas yang biasa. Cemas atau gugup sesekali adalah hal yang wajar. Misalnya, saat Anda pertama wawancara kerja atau pertamakali bicara di depan publik.

Namun, ada sebagian orang yang sering cemas dan kecemasannya sangat kuat hingga sangat mengganggu dan mengambil alih akal sehatnya.

Bagaimana caranya kita tahu bahwa kecemasan yang kita miliki masih termasuk kategori normal atau sudah menjadi sebuah gangguan mental? Ini tidak mudah.

Kecemasan memiliki bentuk yang berbeda-beda, ada serangan panik, fobia dan kecemasan sosial, sehingga perbedaan antara "normal" dengan berlebihan menjadi tidak selalu jelas.

Tapi, kita bisa menilai bahwa suatu kecemasan sudah tidklak lagi bisa dikatakan normal, jika disertai oleh gejala-gejala ini.


Khawatir terus-menerus

Gangguan kecemasan umum (Generalize Anxiety Disorder) adalah jenis gangguan kecemasan yang paling luas spektrumnya. Ciri khas GAD adalah penderitanya terlalu banyak mengkhawatirkan hal sehari-hari, baik besar maupun kecil.

Kecemasan yang dialami mereka terjadi terus-menerus setiap hari setidaknya selama enam bulan. Saking cemasnya, mereka sering tidak bisa tidur nyenyak hingga sering merasa lelah.

"Pada gangguan kecemasan, penderitanya menjadi menderita hingga tak jarang mereka tidak bisa menjalankan fungsinya sehari-hari. Inilah yang membedakan dari kecemasan yang biasa atau normal," kata Sally Winston, PsyD, direktur Anxiety and Stress Disorder Institute of Maryland di Towson.


Ketakutan di luar nalar

Ada gangguan kecemasan yang sifatnya khas, melekat pada situasi tertentu seperti takut terbang, hewan tertentu, atau banyak hal lainnya. Jika rasa takut sudah keluar dari proporsi risiko yang sesungguhnya, itu dinamakan fobia.

Fobia seringkali tidak terlihat jelas sampai penderitanya bertemu dengan sesuatu yang ditakutinya.

"Seseorang yang fobia ular bisa terlihat biasa-biasa saja tanpa masalah. Tapi, ketika diajak berkemah di alam terbuka, mereka baru menunjukkan ketakutannya yang luar biasa pada ular. Sampai-sampai, mereka begitu dihantui oleh sosok ular (yang tidak ada dan tidak pernah nampak) selama berkemah."


Sulit tidur

Sulit tidur atau sering tertidur, memiliki keterkaitan yang erat dengan berbagai masalah kesehatan, baik fisik maupun mental.

Hampir semua orang pernah mengalami sulit tidur terutama ketika mereka sedang mengalami masalah pelik.

Tapi, jika Anda secara konsisten sulit tidur di malam hari karena terus cemas atas masalah yang itu-itu saja (misalnya uang), atau malah tidak ada sebab khusus dari kecemasan yang Anda rasakan, bisa saja Anda menderita GAD dan perlu berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.


Otot kaku

Otot kaku atau Anda sering melakukan gerakan yang menyebabkan otot tegang seperti mengatupkan rahang dengan keras, mengepalkan tinju, atau meregangkan otot-otot seluruh tubuh, adalah salah satu ciri gangguan kecemasan. Gejala ini bisa berlangsung tanpa yang bersangkutan menyadarinya.

Olahraga teratur dapat membantu mengontrol ketegangan otot. Namun, ketegangan mungkin akan timbul lagi jika gangguan kecemasan kambuh.


Masalah pencernaan

Kecemasan berawal dari pikiran dan sering memanifestasikan dirinya melalui gejala fisik, misalnya masalah pencernaan kronis. "Sindrom iritasi usus besar atau irritable bowel syndrome (IBS), yang ditandai dengan sakit perut, kram, kembung, gas, sembelit, dan/atau diare, pada dasarnya adalah kecemasan dalam saluran pencernaan," kata Winston.

IBS tidak selalu disebabkan oleh gangguan kecemasan. Tetapi, keduanya sering terjadi bersamaan dan bisa memperburuk satu sama lain. Usus sangat sensitif terhadap stres dan begitu juga sebaliknya, masalah pencernaan kronis sering membuat orang cemas.


Serangan panik

Manifestasi serangan panik bisa begitu menakutkan. Tiba-tiba Anda dicekam perasaan takut yang luar biasa, membuat Anda merasa tidak berdaya dan panik.

Serangan panik dapat berlangsung selama beberapa menit, disertai dengan gejala fisik seperti napas memburu, jantung berdebar kencang, kesemutan atau tangan mati rasa, berkeringat, lemas atau pusing, nyeri dada, sakit perut dan merasa panas atau dingin.

Serangan panik tidak selalu berkaitan dengan gangguan kecemasan. Tetapi, jika terjadi berulang kali, mungkin itu termasuk kategori gangguan mental yang bernama gangguan panik.

Orang dengan gangguan panik hidup dalam ketakutan tentang kapan, di mana, dan mengapa serangan mereka yang berikutnya mungkin terjadi. Mereka cenderung menghindari tempat-tempat di mana pernah terjadi serangan di masa lalu.


Kilas balik

Sering mengalami kilas balik kejadian yang membuat trauma, adalah ciri gangguan stres pasca-trauma (PTSD).

Beberapa penelitian, salah satunya studi yang dimuat dalam Journal of Anxiety Disorder 2006, menunjukkan kilas balik PTSD sering muncul pada orang dengan gangguan kecemasan sosial.

Ada cukup banyak penderita kecemasan sosial, yang pernah merasa sangat sakit hati karena pernah diejek di depan publik.

Biasanya, mereka akan menghindari tempat atau situasi yang bisa memicu kilas balik itu datang lagi.

Misalnya, orang yang trauma karena pernah diejek di depan publik akan menjadi tidak suka tampil di keramaian atau tidak suka memiliki banyak teman.


Sulit menjalin hubungan dengan orang lain

Orang-orang dengan gangguan kecemasan sosial cenderung merasa seperti semua mata tertuju padanya. Akibatnya, mereka jadi grogi, wajah memerah, gemetar, mual, berkeringat, atau kesulitan berbicara ketika ada dalam satu tempat dengan beberapa orang lain.

Hal ini bisa membuat mereka sulit untuk menjalin hubungan dengan orang baru. Bahkan, mereka mungkin sulit menjaga hubungan baik dengan orang lain, baik di tempat kerja maupun di sekolah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Health.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com