Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/04/2017, 12:16 WIB

KOMPAS.com - Perbedaan biologis pria dan wanita tentu berpengaruh pada kesehatan dan juga jenis penyakit yang rentan diderita. Ada penyakit-penyakit tertentu yang kasusnya lebih tinggi pada perempuan dibanding laki-laki.

Penyakit autoimun ada di urutan pertama. Normalnya, sistem imun melindungi kita dari penyakit dan infeksi. Pada penyakit autoimun, sistem imun akan menyerang sel-sel yang sehat di tubuh. Para ahli belum mengetahui mengapa autoimun terjadi, tetapi biasanya ditemukan pada wanita yang punya riwayat penyakit ini dala keluarga.

Berikut adalah beberapa kondisi dan penyakit yang lebih banyak diderita wanita:

- Lupus
Penyakit autoimun kronik ini menyebabkan kerusakan pada banyak bagian tubuh, misalnya kulit, persendian, dan organ-organ, dengan gejala yang sangat bervariasi.

Siapa pun bisa terkena lupus, tapi 90 persen penderitanya adalah wanita. Gejalanya beragam, mulai dari nyeri atau sendi bengkak, nyeri otot, demam yang tidak diketahui sebabnya, serta ruam berbentuk kepakan kupu-kupu di wajah.

Karena gejalanya sangat bervariasi, terkadang dokter butuh waktu berbulan-bulan, bahkan setahun untuk mendiagnosis penyakit ini.

- Anemia

Kekurangan zat besi bisa menyebabkan kadar hemogloblin dalam darah berkurang. Kondisi itu menyebabkan gejala lemah, letih, lesu, dan sulit berkonsentrasi. Wanita, mulai dari remaja, ibu hamil, sesudah melahirkan, sampai menopause, rentan mengalami anemia. Pola makan tinggi zat besi bisa mencegah anemia.

- Sindrom kelelahan kronik
Sindrom kelelahan kronik adalah gangguan yang kompleks dan ditandai dengan rasa lelah ekstrem dan tidak bisa dijelaskan dengan kondisi medis lainnya.

Sindrom kelelahan ini menyerang wanita 3-5 kali lebih sering dibanding pada pria. Wanita berusia 40-59 tahun adalah kelompok paling rentan.

Gejala utamanya adalah kelelahan, tapi juga dapat diikuti dengan nyeri otot yang tidak jelas penyebabnya, sakit kepala, pembesaran kelenjar di leher atau ketiak, serta gangguan konsentrasi. Kondisi ini dapat menyebabkan depresi, isolasi sosial, dan sulit beraktivitas.

- Multiple sclerosis
Ini adalah penyakit yang menyerang sistem saraf pusat. Multiple sclerosis (MS) diderita 2,5 juta orang di seluruh dunia dan dua kali lebih sering dialami wanita.

Gejalanya antara lain kebas pada otot sampai kelumpuhan, dan berkurangnya penglihatan. MS menyerang mielin atau selubung saraf. Penyakit ini akan menyebabkan proses demielinasi atau menghapus mielin. Semakin banyak mielin yang hilang, makin sulit juga otak menerima sinyal. Sampai saat ini belum ada obat untuk MS.

- Penyakit seliak
Gangguan autoimun ini bersifat genetik dan terjadi saat tubuh tidak bisa mengubah gluten atau protein dari karbohidrat.

Bila orang dengan penyakit seliak mengonsumsi sumber tepung seperti gandum atau barley, tubuh akan memberikan respon imun dan menyerang usus kecil. Akibatnya nutrisi tidak bisa diserap. Gejalanya antara lain diare, sakit kepala, serta gangguan pencernaan.

- Sindrom iritasi perut
Penyebab sindrom ini tidak diketahui. Gejalanya antara lain perut kembung, bergas, diare, sembelit, dan sakit perut, yang berlangsung selama 3 bulan.

- Infeksi penularan seksual
Wanita lebih rentan menderita infeksi menular seksual karena dinding vagina lebih halus dan sensitif dibanding kulit organ penis. Akibatnya, bakteri dan virus lebih mudah masuk. Jenis infeksi menular seksual yang sering diderita antara lain klamidia, herpes kelamin, hepatitis, gonorea, hingga HIV/AIDS.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com