Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/03/2017, 10:38 WIB
Dr. Andreas Prasadja, RPSGT

Penulis

Henti napas saat tidur atau sleep apnea pada anak diketahui merubah perilaku dan kecerdasannya. Penelitian baru dari laboratorium tidur University of Chicago, membuktikan lewat uji neurokognitif dan MRI bahwa mendengkur berakibat langsung pada otak.

Berbagai data menunjukkan bahwa sekitar 5 persen anak didapati mendengkur saat tidur dan menderita sleep apnea. Anak mendengkur lalu saluran nafasnya menyempit hingga tak ada udara yang bisa lewat. Akibatnya anak seolah tercekik dalam tidur. Karena sesak ia akan terbangun sejenak. Proses tidur pun terpotong.

Walau anak tidak sampai terjaga, tapi episode ini sudah memotong proses tidur. Akibatnya kualitas tidurnya buruk dan penderita sleep apnea akan mengalami hipersomnia atau kantuk berlebihan di siang hari. Hanya saja, pada anak, kantuk akan tampak sebagai gejala hiperaktivitas dan gangguan konsentrasi.

Penurunan fungsi otak

Para peneliti menilai fungsi dan citra otak anak usia 7-11 tahun. Hasil MRI dibandingkan dengan anak yang tidak tidur ngorok. Hasilnya sangat mengejutkan. Anak-anak dengan sleep apnea memiliki pengurangan volume gray matter di otaknya. Fungsi gray matter adalah untuk memproses informasi di otak, termasuk membuat keputusan, kontrol diri, persepsi, ingatan, gerakan, dan kemampuan bicara.

Bagian yang terganggu pada otak antara lain:
• Korteks frontal: yang berkaitan dengan gerakan, bahasa, ingatan dan kemampuan untuk mengambil keputusan.
• Korteks prefrontal: memprosis perilaku kompleks, kepribadian dan perencanaan.
• Korteks parietal: mengintegrasikan masukan sensorik.
• Lobus temporal: yang mengatur fungsi-fungsi pendengaran.
• Batang otak: mengatur fungsi-fungsi nafas dan jantung.

Para ahli menyimpulkan adanya hubungan antara sleep apnea dan hilangnya neuron dan pelambatan pertumbuhan syaraf pada otak anak.

Walau penelitian ini masih baru dan dilakukan hanya pada sejumlah kecil anak, tapi hasilnya sangat signifikan. Diperkirakan anak akan mengalami penurunan IQ antara 8 hingga 10 poin. Angka yang relatif aman jika IQ anak Anda lebih dari 150. Tapi bagaimana jika IQ nya hanya rata-rata saja? 8-10 poin bisa sangat berarti.

Para ahli juga mengingatkan, kerusakan pada otak atau gagalnya muncul suatu potensi otak, tidak akan bisa dipulihkan ketika sleep apnea sudah diatasi. Sebab itu deteksi dan perawatan sleep apnea harus dilakukan sedini mungkin.


Dr. Andreas Prasadja, RPSGT
Sleep Disorder Clinic RS. Mitra Kemayoran
FB: @dokterAndreasPrasadja
www.anndreasprasadja.com

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com