Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/03/2017, 20:01 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Sepuluh tahun sudah sejak Pluto "dipecat" dari statusnya sebagai planet. Namun, perdebatan untuk mengembalikan kembali statusnya masih terus berlangsung.

Dalam Lunar Planetary Science Conference di Texas, Selasa (20/3/2017), Kirby Runyon dari John Hopkins Univerity memaparkan kriteria baru soal planet.

Dengan kriteria itu, bukan hanya pluto yang akan menjadi planet lagi. Bulan pun bakal "terangkat derajatnya" jadi planet. Tata surya akan memiliki 110 planet!

Menurut Runyon dan pendukungnya, Alan Stern dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), planet didefinisikan dengan sederhana: obyek berbentuk bulat yang lebih kecil dari bintang dan cukup stabil.

Kriteria itu jauh lebih sederhana dari susunan International Astronomical Union (IAU) tahun 2006 yang membuat pluto menjadi planet kerdil.

Menurut IAU, planet tidak bisa hanya dikatakan lebih kecil dari bintang, tetapi juga harus cukup besar dan punya orbit yang "bersih" dari gangguan benda langit lain.

Pluto saat itu dinyatakan tidak memenuhi kriteria sebagai planet karena ukurannya tidak cukup besar dan banyak benda langit yang berada di sekitar orbitnya.

Runyon menganggap bahwa kriteria IAU itu tak masuk akal. "Tak ada planet yang benar-benar punya orbit bersih," katanya seperti dikutip Seattle Times, Selasa.

Jupiter yang merupakan planet terbesar di tata surya juga tak bersih karena dikelilingi asteroid. Bumi jika berada di wilayah pluto juga tak akan bersih.

Stern mengatakan, hasil penelitian dengan wahana New Horizon pada 2016 juga membuktikan bahwa pluto planet. Pluto punya aktivitas geologi seperti planet lainnya.

Menurut Stern, penentuan kriteria planet seharusnya dibuat oleh pakar ilmu keplanetan, bukan oleh para astronom seperti selama ini.

"Para astronom masuk ke wilayah yang bukan milik mereka atau yang mereka tak ketahui dan membuat onar di situ," kata Stern.

Mike Brown, astronom California Institute of Technology menanggapi sinis usulan Stern dan Rumyon. "Ini usaha nostalgia pluto yang dibungkus sains," katanya.

Brown merupakan penemu planet kerdil Eris. Penemuan itulah yang membuat pluto terdepak dari statusnya sebagai planet. Oleh karenanya, Brown kerap dianggap sebagai "pembunuh" pluto.

Usaha untuk mengembalikan status pluto ini tampaknya akan berat. Dari peserta konferensi IAU, 157 orang melawan ide tersebut.

Neil deGrasse Tyson, astronom di Hayden Planetarium di New York, lewat akun Twitternya mengungkapkan ketidaksetujuannya.

"Halo Pluto, kamu memang terlihat cantik. Tapi, kamu tetap saja planet kerdil, terimalah itu. Dengan Cinta, Neil deGrasse Tyson," demikian twitnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kapan Fenomena El Nino Berakhir?

Kapan Fenomena El Nino Berakhir?

Fenomena
Tanaman Rambat Kok Tahu Jalur yang Benar untuk Memanjat? Ini Rahasianya

Tanaman Rambat Kok Tahu Jalur yang Benar untuk Memanjat? Ini Rahasianya

Oh Begitu
Apa yang Terjadi Saat Fenomena El Nino dan La Nina?

Apa yang Terjadi Saat Fenomena El Nino dan La Nina?

Fenomena
Apakah Manfaat Makan Jamur untuk Kesehatan Jantung?

Apakah Manfaat Makan Jamur untuk Kesehatan Jantung?

Oh Begitu
Tak Cemari, 'Karat Pintar' Ini Justru Tingkatkan Kualitas Air

Tak Cemari, "Karat Pintar" Ini Justru Tingkatkan Kualitas Air

Fenomena
Mengenal Hidrogel, Teknologi Baru untuk Mengatasi Kelangkaan Air

Mengenal Hidrogel, Teknologi Baru untuk Mengatasi Kelangkaan Air

Fenomena
Bagaimana Berlian Merah Muda Terbentuk? Studi Ungkap

Bagaimana Berlian Merah Muda Terbentuk? Studi Ungkap

Oh Begitu
Apa yang Membuat Ketan Lengket?

Apa yang Membuat Ketan Lengket?

Oh Begitu
Kabar Buruk, Lebah Berpotensi 'Lenyap' dari Eropa pada 2080

Kabar Buruk, Lebah Berpotensi "Lenyap" dari Eropa pada 2080

Fenomena
Apa Hewan yang Terbang Paling Cepat?

Apa Hewan yang Terbang Paling Cepat?

Oh Begitu
Dari Mana Asal Anggur Muscat?

Dari Mana Asal Anggur Muscat?

Oh Begitu
Panda Raksasa di Kebun Binatang Bisa Menderita Jet Lag, Apa Maksudnya?

Panda Raksasa di Kebun Binatang Bisa Menderita Jet Lag, Apa Maksudnya?

Fenomena
6 Fakta Menarik Paru-paru Manusia

6 Fakta Menarik Paru-paru Manusia

Kita
Apakah Penderita Asam Urat Boleh Makan Jeroan?

Apakah Penderita Asam Urat Boleh Makan Jeroan?

Oh Begitu
Apakah Bintang Bisa Menjadi Planet?

Apakah Bintang Bisa Menjadi Planet?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com