KOMPAS.com - Meski tak semua benjolan di payudara perlu dikhawatirkan, namun ada kondisi tertentu yang perlu dicurigai sebagai gejala kanker.
"Abnormalitas di payudara hanya sekitar 20 persen yang ternyata kanker, sisanya karena pengaruh hormonal," kata dr.Bob Andinata, spesialis bedah onkologi dari RS Kanker Dharmais dalam diskusi media di Jakarta (15/3/2017).
Benjolan yang dipengaruhi hormonal misalnya fibrokistik atau kista pada payudara. Peningkatan hormonal sebelum dan sesudah menstruasi juga dapat menyebabkan rasa nyeri pada payudara.
"Kalau benjolannya terasa sakit disertai payudara bengkak dan terasa keras, biasanya saat di-USG atau mamografi adalah kista," papar Bob.
Sebaliknya, bila benjolannya tidak nyeri, kulit tampak normal, dan tidak ada kemerahan, segera periksakan ke dokter untuk mengecek apakah ada keganasan.
Kanker payudara seringkali terlambat dikenali karena di stadium awal tidak menunjukkan gejala.
Gejala-gejala kanker payudara yang sering dialami antara lain tumbuh gumpalan seperti daging, rasa nyeri, kulit payudara mengelupas atau keras, ada cairan pada puting, kulit mengerut, terdapat benjolan, dan kulit berlekuk.
"Gejala-gejala itu biasanya menunjukkan kankernya sudah masuk stadium tiga atau empat," katanya.
Kanker payudara yang ditemukan pada stadium satu memiliki peluang kesembuhan yang tinggi. "Kalau stadium satu operasi saja cukup, tanpa perlu kemoterapi dan radiasi. Biayanya murah dan harapan hidupnya tinggi," ujarnya.