Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 08/03/2017, 11:00 WIB

Bertepatan dengan Hari Kesehatan Dunia 7 April, tahun ini tema yang diangkat WHO adalah Depression: Let's Talk (Depresi: Ayo Bicara).

Dalam pertemuan Asian Central Nervous System Summit 2017 ke-5 di Seoul, Korea Selatan, awal Maret yang saya hadiri ini, perkembangan terbaru mengenai gangguan depresi dan kecemasan menjadi lebih bermakna karena sesuai dengan tema yang akan diangkat WHO.

Data tahun 2014 menunjukkan, ada 98,7 juta jiwa yang mengalami gangguan depresi. Depresi sendiri adalah diagnosis gangguan jiwa yang pernah dialami oleh 17 persen orang di dunia.

WHO di situs resminya mengatakan ada 300 juta jiwa yang pernah dan masih mengalami depresi. Angka kejadian depresi di Asia Tenggara sendiri berkisar 4 persen dan di Asia Selatan sekitar 8,1 persen. Angka ini sebenarnya dalam kisaran angka prevalensi depresi di Asia yang berkisar 1,1 -19,9 persen (Chiu, et al, 2004).

Gejala depresi sering kali tidak dikenali. Beberapa orang yang kita temui sehari-hari juga sering kali tidak bisa membedakan antara depresi dan gangguan jiwa lainnya.

Gangguan depresi adalah gangguan jiwa yang mempunyai gejala utama penurunan mood (suasana perasaan) dan tidak adanya motivasi/merasa putus asa. Kebanyakan pasien depresi di praktek sehari-hari mengatakan gejala yang dialami adalah kelelahan, insomnia, kecemasan dan tidak adanya motivasi.  

Masalah depresi sering tidak tertangani baik dikarenakan karena terhalang terapinya oleh hal-hal seperti stigma, tidak terdeteksi di praktek sehari-hari, pembiayaan depresi yang tinggi dan terapi yang tidak seragam serta berdasarkan rujukan ilmiah yang jelas.

Masalah menjadi lebih besar karena gangguan depresi bukan hanya berbicara tentang gejala yang disebutkan di atas tetapi bagaimana depresi mempengaruhi kualitas hidup orang secara pribadi dan sosial.

Orang dengan depresi bisa saja mengalami kesembuhan dari gejalanya tetapi, selama fungsinya belum kembali seperti sedia kala maka bisa dikatakan kondisi dia belum sembuh benar.

Ada 97 persen pasien depresi sendiri mengatakan adanya gangguan fungsi dalam kehidupannya dan 42 persen di antaranya dalam kondisi yang berat.

Prof David Sheehan, psikiater dari Amerika Serikat, dalam presentasinya mengatakan, terapi depresi bukan saja untuk menghilangkan gejala depresi tetapi juga memperbaiki fungsi pribadi dan sosial pasien. Ini juga ditunjang dari data klinik bahwa kebanyakan pasien depresi mengalami lebih dulu perbaikan pada gejalanya daripada fungsi pribadinya sehari-hari.

Berkaitan dengan tema hari kesehatan sedunia nanti, maka ada baiknya untuk kita mulai sedikit memahami masalah depresi yang ada di sekitar kita. Jangan heran jika ternyata orang-orang terdekat kita mengalami masalah depresi.

Salah satu yang bisa kita bantu adalah menjadi pendengar yang baik dan membuat mereka, para orang yang mengalami depresi bisa berbicara tentang depresinya. Hal yang perlu diingat adalah bahwa depresi tidak sama dengan kesedihan biasa.

Depresi adalah suatu gangguan fungsi otak yang berakibat pada gejala-gejala depresi yang dialami pasien. Sering kali pasien depresi enggan untuk membicarakan depresinya karena sering dianggap sebagai orang yang manja, tidak bersyukur, tidak berserah diri dan kurang beriman. Bagaimana bisa mereka mau bicara jika di kepala kita sudah ada stigma yang kurang baik terhadap depresi.

Agar lebih memahami depresi mungkin kita bisa membekali diri kita dengan informasi mengenai depresi yang bisa dilihat di website WHO . Semoga informasi ini bisa membantu.

Mari Bicarakan Depresi dengan pikiran dan hati yang terbuka. Semoga kita juga bisa lebih memahami depresi.

Salam Sehat Jiwa.

dr.Andri SpKJ, FAPM

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Jangan Lakukan Lagi, Ini Bahaya Pakai Headphone Saat Tidur

Jangan Lakukan Lagi, Ini Bahaya Pakai Headphone Saat Tidur

Kita
Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Makan Oat Setiap Hari?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Makan Oat Setiap Hari?

Kita
6 Buah yang Mengandung Serat Paling Tinggi

6 Buah yang Mengandung Serat Paling Tinggi

Oh Begitu
Mengapa Burung Hantu Memiliki Kaki yang Panjang?

Mengapa Burung Hantu Memiliki Kaki yang Panjang?

Oh Begitu
Ilmuwan Coba Hidupkan Lagi Bison Purba dari 8000 Tahun Lalu

Ilmuwan Coba Hidupkan Lagi Bison Purba dari 8000 Tahun Lalu

Fenomena
Tips Puasa Ramadan Sehat ala Ahli Diet

Tips Puasa Ramadan Sehat ala Ahli Diet

Kita
Apa Saja Gejala Paru-paru yang Tidak Sehat?

Apa Saja Gejala Paru-paru yang Tidak Sehat?

Kita
4 Cara Mengatasi Bibir Kering dan Pecah-pecah dengan Bahan Alami

4 Cara Mengatasi Bibir Kering dan Pecah-pecah dengan Bahan Alami

Oh Begitu
Apa Efek Makan Banyak Saat Berbuka Puasa?

Apa Efek Makan Banyak Saat Berbuka Puasa?

Oh Begitu
Apakah Bisa Bersin saat Tidur?

Apakah Bisa Bersin saat Tidur?

Oh Begitu
Seperti Apa Beton untuk Membangun Pemukiman di Mars?

Seperti Apa Beton untuk Membangun Pemukiman di Mars?

Oh Begitu
Seperti Apa Bukti Meteor yang Tabrak Bumi pada 3,48 Miliar Tahun Lalu?

Seperti Apa Bukti Meteor yang Tabrak Bumi pada 3,48 Miliar Tahun Lalu?

Fenomena
Apa Itu Fenomena Okultasi?

Apa Itu Fenomena Okultasi?

Fenomena
Apa yang Membentuk Batu Ginjal?

Apa yang Membentuk Batu Ginjal?

Oh Begitu
Apa Penyebab Keringat Dingin?

Apa Penyebab Keringat Dingin?

Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+