Wajah Meteorit-meteorit Terbesar yang Pernah Jatuh ke Bumi

Kompas.com - 27/02/2017, 11:26 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Tanpa disadari, sebenarnya banyak batuan antariksa yang masuk ke bumi. Sementara kebanyakan terbakar di atmosfer sebagai meteor, ada juga yang sukses mendarat di bumi.

Diantara banyak batuan yang akhirnya mendarat, disebut meteorit, ada beberapa yang ukurannya raksasa, dipastikan akan memakan korban bila menumbuk wilayah padat penduduk. Ini dia...

Willamette

Batu ini adalah meteorit terbesar yang pernah ditemukan di Amerika Serikat. Beratnya 15,5 ton dan besarnya sekitar 7,8 meter persegi.

Meteorit itu ditemukan oleh Ellis Hughes pada tahun 1902. Ia menyadarai bahwa batu itu bukan batu biasa. Sejak tahun 1906, batu itu lantas menjadi koleksi American Museum of Natural History.

Mbozi

Christiaan Zeelenberg / Wikimedia Commons Mbozi

Mbozi ditemukan di Tanzania pada tahun 1930. Meteorit yang beratnya mencapai 25 ton ini sempat menjadi batu sakral bagi warga tanzania. Mereka menyebutnya Kimondo.

Meteorit itu awalnya terkubur di dalam tanah sebelum ditemukan. Tak ada kawah akibat tumbukannya. Itu menandakan bahwa saat menumbuk bumi, Mbozi terguling.

Cape York

Mike Cassano / Wikimedia Commons Meteorit Cape York

Meteorit ini telah menumbuk bumi 10.000 tahun lalu dan berada lama di dekat perkampungan orang Inuit di Greenland. Namun, keberadaannya baru ditemukan pada tahun 1993.

Berat meteorit yang juga disebut Agapalilik itu mencapai 20 ton. Saat ini, meteorit itu dipamerkan di Museum Geologi di Universitas Copenhagen, Denmark.

Bacubirito

saxxon57/Flickr Meteorit Bacubirito
Bacuburito ditemukan oleh geolog bernama Gilbert Ellis Bailey di dekat kota Sinaloa de Leyva, Meksiko. Batu ini merupakan meteorit terbesar yang pernah ditemukan di negara tersebut.

Meteorit itu sebagian besar terdiri atas besi. Beratnya mencapai 20 ton dan panjang 5,25 meter. Saat ini, meteorit itu dipamerkan di Centro de Ciencian de Sinaloa.

El Chaco

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau