Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/02/2017, 10:05 WIB

KOMPAS.com - Dengan perkembangan teknologi dan ilmu kedokteran, pasangan suami istri yang mengalami infertilitas masih bisa punya kesempatan untuk hamil dan memiliki anak dengan menjalani program bayi tabung atau in Vitro Fertilization (IVF).

Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG (K). Konsultan fertility FKUI-RSCM yang juga anggota tim IA-RC (Reproductive clinic) dan IA-IVF (in Vitro Fertilization) Daya Medika mengungkapkan, bahwa faktor suami atau istri, bahkan kombinasi keduanya dapat menjadi penyebab gangguan kesuburan.

“Kalau dari faktor istri, gangguan pematangan sel telur, sumbatan saluran telur atau gangguan pada rahim dan indung telur. Sedangkan pada pria, umumnya adalah masalah sperma,” jelasnya saat ditemui dalam acara Seminar Awam Bayi Tabung Klinik dr. Sander B, Jakarta.

“Jadi sebelum program, kita akan cari masalahnya apa. Pada istrinya akan kita lihat apakah ada masalah pematangan telur, kerusakan saluran telur, adakah kista cokelat atau gangguan rahim. Pada suaminya akan dilakukan analisa sperma, mulai dari jumlah sperma, bentuk sperma, sampai bagaimana gerak sperma,” tambahnya.

In Vitro Fertilization (IVF) atau bayi tabung adalah proses dimana sel telur dikeluarkan dari ovarium dan dicampur dengan sperma dalam satu tabung di laboratorium.

Dengan demikian, pembuahan terjadi di luar tubuh wanita. Setelah terjadi pembuahan, sejumlah 2-3 embrio akan ditanam kembali ke rahim calon ibu.

Inilah yang membedakannya dengan inseminasi, di mana proses pertemuan antara sel sperma dan sel telur tetap terjadi di tubuh manusia.

Pada proses IVF ada delapan tahapan yang harus dilalui, yaitu pemeriksaan USG, hormon, saluran telur dan sperma, penyuntikan obat penekan hormon, pengambilan sel telur, pembuahan, pengembangan embrio, lalu menunggu hasil.

“Setelah embrio ditanam ke dalam rahim, ibu bisa beraktivitas seperti biasa. Enggak perlu takut bergerak, karena meskipun ibu bergerak, posisi embrio tetap pada tempatnya kok. Yang harus dihindari adalah stres. Selanjutnya berpasrah diri dan banyak berdoa,” kata dokter Eko.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com