Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/02/2017, 19:27 WIB
Lily Turangan

Penulis

Sumber Fox News

KOMPAS.com - Kabar gembira bagi orang-orang dengan insomnia. Sekarang telah tersedia bantuan tidur secara online. Sebuah uji klinis baru-baru ini menemukan bahwa terapi berbasis web, terbukti efektif membantu orang dengan insomnia tidur lebih cepat dan lebih lama.

Dibandingkan dengan relawan studi yang tidak menerima terapi, mereka yang berpartisipasi dalam terapi berbasis web ini, ternyata dapat tertidur dengan lebih cepat, lebih jarang terbangun pada malam hari dan para relawan melaporkan bahwa insomnia mereka berkurang setelah menyelesaikan pengobatan, demikian menurut penelitian.

Jenis terapi yang disebut terapi perilaku kognitif untuk insomnia (atau CBT-I) ini, dianggap sebagai lini pertama yang direkomendasikan untuk membantu penderita insomnia kronis.

Insomnia kronis adalah insomnia yang berlangsung lebih dari satu bulan. Terapi ini berfokus pada mengubah cara penderita berpikir tentang insomnia mereka.

Upaya mengatasi pikiran dan perilaku yang bermasalah, diyakini dapat mengubah persepsi penderita terhadap insomnia yang mereka miliki. Penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal JAMA Psychiatry bulan November 2016.

Jutaan orang di dunia menderita insomnia dan terapi CBT-I yang biasa dilakukan oleh dokter terbukti ampuh mengatasi insomnia, kata para peneliti. Karena alasan itu, kemudian peneliti mencari cara 'menuangkan' terapi CBT-I ke dalam versi online.

Dalam studi tersebut, 303 orang dewasa dengan insomnia kronis dibagi menjadi dua kelompok, satu kelompok terapi dan satu kelompok kontrol.

Kelompok terapi menyelesaikan program terapi online beberapa kali seminggu dalam waktu enam minggu, sambil diminta mengerjakan tugas membaca dan melakukan pekerjaan rumah. Sedangkan kelompok kontrol diberi akses ke situs yang berisi informasi mengenai insomnia.

Para relawan juga diminta mengisi kuesioner tentang insomnia mereka dan menulis buku harian tidur selama masa studi.

Setelah sembilan minggu, orang-orang dalam kelompok terapi melaporkan bahwa mereka mengalami perbaikan tidur yang signifikan dibanding kelompok kontrol. Perbaikan yang mereka alami tetap bertahan setelah satu tahun kemudian.

Para peneliti menemukan, 70 persen dari orang dalam kelompok terapi mengalami penurunan tingkat keparahan insomnia setidaknya sebesar tujuh poin, menurut kuesioner Insomnia Severity Index (ISI).

ISI adalah kuesioner yang berguna untuk mengukur tingkat kesulitan tidur seseorang dengan skala tertinggi adalah 28 poin.

Selain itu, ada 57 persen relawan dalam kelompok terapi yang memiliki skor ISI kurang dari delapan satu tahun setelah terapi mereka berakhir.

Sementara itu, hanya 27 persen relawan dalam kelompok kontrol, yang mengalami perbaikan pola tidur.

Skor kurang dari 8 menunjukkan bahwa peserta tidak lagi menderita insomnia, demikian menurut penelitian ini.

Enam terapi CBT-I berbasis web bisa Anda akses di: CBTforInsomnia.com, CBT-i Coach, Cobalt Therapeutics’ RESTORE, SHUTi, Sleepio.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau