Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obat Kanker Terbaru Berpotensi Obati Penyakit Jantung

Kompas.com - 10/02/2017, 17:45 WIB
Lily Turangan

Penulis

Sumber

KOMPAS.com - Hampir setiap obat memiliki efek samping dan sangat jarang efek sampingnya berupa sesuatu yang menguntungkan. Tapi, yang sangat jarang itu, ternyata terjadi pada obat kanker terbaru keluaran UT Southwestern Medical Center.

Obat ini menargetkan molekul Wnt di dalam tubuh, yang sering berkontribusi pada perkembangan kanker. Tapi, molekul ini juga penting untuk regenerasi jaringan.

Ketika para ilmuwan sedang menguji obat kanker ini, mereka melihat hasil yang tak terduga yaitu peningkatan jumlah sel-sel jantung yang membelah.

Begitu melihat hal tersebut, peneliti memutuskan untuk mengadakan pengujian lebih lanjut. Mereka menginduksi serangan jantung pada tikus dan kemudian beberapa tikus dirawat dengan obat pelawan kanker dari UT.

Hasilnya, kemampuan jantung tikus untuk memompa darah meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan dengan tikus yang tidak diberi obat. Artinya, obat itu dapat membantu jantung beregenerasi sendiri.

Sampai saat ini, jantung tidak sepenuhnya dapat memperbaiki dirinya sendiri setelah mengalami kerusakan, misalnya karena pernah mendapat serangan jantung.

Menurut American Heart Association, kerusakan bisa begitu parah sehingga bagian yang terkena serangan dapat dianggap sebagai bagian yang sudah "mati".

Kerusakan dapat mengakibatkan komplikasi seperti irama jantung yang abnormal, gagal jantung dan masalah katup. Ditambah lagi, daerah otot jantung yang rusak lebih rentan pecah, menyebabkan lubang atau kebocoran jantung.

Jika cedera tidak terlalu parah, jantung dapat menyembuhkan dirinya sendiri, walau kadang tidak sepenuhnya, dengan cara membentuk jaringan parut. Tapi, jaringan parut juga bisa memengaruhi fungsi jantung secara keseluruhan.

Mendorong jantung untuk memiliki kemampuan meregenerasi sel-selnya sendiri, bisa menjadi langkah maju dalam mengurangi efek penyakit dan serangan jantung.

Meskipun hasil penelitian belum siap diterapkan pada manusia, para peneliti berharap bisa melakukan uji klinis terhadap obat ini tahun depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com