Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Menikah, Pernahkah Deteksi Dini Kanker Serviks?

Kompas.com - 02/02/2017, 19:38 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wanita yang aktif berhubungan seksual atau sudah menikah berisiko terkena kanker serviks atau leher rahim. Sebab, kanker serviks ummnya terjadi akibat terinfeksi Human Papilloma Virus (HPV) saat berhubungan seksual.

Untuk itu, dokter Fara Vitantri Diah C, SpOG (K) Onk, dari Rumah Sakit Siloam TB Simatupang mengingatkan para wanita yang sudah menikah untuk rutin deteksi dini kanker serviks.

"Deteksi dini bisa dengan pap smear, IVA, atau langsung diperiksa adanya HPV," ujar Fara dalam temu media di RS Siloam TB Simatupang, Jakarta Selatan, Kamis (2/2/2017).

Sayangnya, banyak wanita yang sudah tahu adanya deteksi dini kanker serviks, tetapi tidak melakukannya. Padahal, kanker serviks merupakan salah satu kanker yang paling banyak ditemui pada wanita, selain kanker payudara.

Fara mengungkapkan, berdasarkan data di RS Fatmawati, dari 5037 pasien kanker yang berobat tahun 2016, sekitar 40 persen adalah pasien kanker serviks.

Deteksi dini kanker serviks bisa dilakukan satu tahun sekali. Apabila ditemukan lesi prakanker, pasien bisa langsung menjalani pemgangkatan lesi tersebut agar tak berkembang jadi kanker.

Dengan begitu, pengobatan akan jauh lebih murah, mudah, dan cepat. Jika ditemukan pada stadium awal, pengobatan juga bisa mendapatkan hasil yang baik dibanding sudah ditemukan stadium lanjut.

Tingkat kesembuhan pasien juga lebih tinggi jika ditemukan stdium awal. Fara menceritakan, banyak pasien kanker yang sehat selamat puluhan tahun setelah selesai menjalani pengobatan kanker serviks.

Jadi, hindari rasa takut didiagnosis kanker ketika melakukan pemeriksaan. Diketahui lebih dini, tentunya akan lebih baik.

Selain deteksi dini, kanker serviks juga bisa dicegah dengan vaksinasi. Vaksinasi sudah bisa dilakukan pada anak usia 9-13 tahun. Pemberian vaksin pada usia tersebut sangat efektif memberikan perlindugan dari HPV.

"Dewasa juga masih bisa vaksin, tetapi diberikannya tiga kali. Kalau anak-anak, cukup dua kali," ujar Fara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau