Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/01/2017, 14:25 WIB

KOMPAS.com - Gizi anak dan calon pengantin ternyata berkaitan. Itulah yang membuat Pemerintah Kota Surabaya "melahirkan" bidan-bidan pendamping calon pengantin.  Bidan membekali mereka pentingnya menjaga gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan bayi untuk menekan angka kematian ibu dan bayi.

"Calon pengantin harus memahami itu. Gizi ibu dan bayi pada masa-masa itu harus diperhatikan karena memengaruhi masa depan keduanya," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada pencanangan Gerakan 1.000 Hari Pertama Kehidupan untuk memperingati Hari Gizi Nasional di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (25/1).

Kesadaran sebagian masyarakat soal pentingnya gizi dinilai rendah. Untuk itu, menurut Risma, para bidan harus turun ke rumah warga melakukan edukasi, di antaranya tentang pentingnya memeriksakan kesehatan dan status gizi pranikah.

"Dengan memahami pentingnya gizi seimbang 1.000 hari pertama kehidupan, calon pengantin bisa menciptakan sumber daya manusia unggul," katanya. Seribu hari pertama kehidupan adalah masa sejak anak dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun atau 270 hari selama kehamilan dan 730 hari setelah lahir.

Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, Gerakan 1.000 Hari Pertama Kehidupan yang bergulir sejak Oktober 2016 bertujuan memberi pendampingan gratis kepada warga sejak enam bulan sebelum menikah hingga anak berusia dua tahun.

Sebanyak 150 bidan jadi perantara antara calon pengantin dan puskesmas atau konsultan kesehatan. Satu bidan mendampingi tiga pasangan. Sejauh ini, 350 pasangan telah didampingi.

Sebelum menikah, calon pengantin dibekali materi kesehatan reproduksi. Saat hamil, ibu hamil memperoleh vitamin dan stimulasi kecerdasan janin. Bidan juga akan mendampingi saat bersalin dan masa nifas. Setelah kelahiran, bayi diimunisasi dan dipantau perkembangannya.

Angka kematian ibu di Surabaya tahun 2016 turun dibandingkan tahun sebelumnya, dari 39 orang menjadi 27 orang.

Yuana Dewi (27), bidan pendamping dari Puskesmas Jagir, mengatakan, banyak warga belum paham pentingnya memeriksakan kesehatan sebelum menikah. "Edukasi harus berkali-kali," katanya. (ADY)


Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 27 Januari 2017, di halaman 13 dengan judul "Calon Pengantin dan Bidan-bidan Pendamping".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com