Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memasak dengan Suhu Tinggi dan Lama Memicu Senyawa Penyebab Kanker

Kompas.com - 24/01/2017, 07:35 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

Sumber Yahoo News

KOMPAS.com - Lembaga Pengawasan Makanan di Inggris FSA (The Food Standards Agency) sedang gencar mengampanyekan program kesehatan publik baru bertema Go For Gold yang bertujuan memotong jumlah kimia berbahaya akrilamida dalam makanan.

FSA menekankan, makanan bertepung kaya karbohidrat seperti roti, kentang, ubi dan sayuran berbatang renyah, baiknya tak dimasak dalam suhu tinggi dalam jangka waktu lama.

Pasalnya, reaksi kimia akan menyebabkan kimia beracun terbentuk ketika gula dan protein dalam makanan bertepung dimasak pada suhu tinggi, yaitu di atas 120C. Itu termasuk memanggang, menggoreng, serta membakar.

Makanan seperti kentang goreng kering, keripik, dan roti yang di panggang hingga cokelat memiliki tingkat tertinggi senyawa tersebut, para ahli memperingatkan.

Studi pada tikus telah menunjukkan, bahwa tingkat tinggi akrilamida dapat menyebabkan kanker serta kerusakan saraf. Dan para ahli percaya, bahwa senyawa tersebut juga memiliki kemampuan untuk memicu kanker pada manusia.

Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC), bagian dari Organisasi Kesehatan Dunia telah memperingatkan bahan kimia tersebut kemungkinan bersifat karsinogen bagi manusia, begitu juga isi peringatan lembaga US Environmental Protection Agency.

Steve Wearne, direktur kebijakan di FSA, mengatakan produsen telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi tingkat akrilamida dalam makanan. Tapi, ia mengatakan sudah waktunya bagi konsumen untuk lebih sadar akan risiko.

"Kami tidak mengatakan orang harus khawatir tentang makanan yang digoreng. Cukup menggoreng hingga kuning keemasan, jangan menunggu cokelat. Dengan begitu Anda sudah dapat mengurangi kadar akrilamida dalam makanan,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Yahoo News

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com