KOMPAS.com - Tak hanya ibu, seorang ayah juga bisa mengalami depresi pasca-kelahiran atau postnatal depression.
Diperkirakan ada 1 dari 10 pria yang mengalami hal tersebut setelah kelahiran anaknya. Kondisi ini terutama terjadi pada pria yang baru pertama kali jadi ayah.
Dr Yaprak Harrison dari UT Southwestern Medical Center, Dallas, mengatakan, ayah juga harus dilibatkan dalam mengasuh bayi. Sering kali ayah merasa tidak berperan dalam merawat bayinya karena kurangnya waktu bersama dan bayi selalu dengan ibunya.
Ayah juga bisa stres hingga depresi karena ada tanggung jawab baru. Gejala depresi pasca-kelahiran yang terjadi pada ayah tak berbeda dengan yang terjadi pada ibu.
Gejalanya antara lain, ayah terus-menerus merasa sedih, suasana hati yang buruk, kehilangan minat melakukan kegiatan, gangguan tidur, sulit konsentrasi dan merasa tidak berenergi atau lelah sepanjang waktu.
Peneliti percaya, ayah baru pun bisa mengalami perubahan hormonal, sehingga memengaruhi suasana hati.
Depresi pasca-kelahiran juga akan memengaruhi hubungan ayah dan bayinya. Ayah akan sulit membangun ikatan dengan bayi, bahkan sampai ingin menyakiti bayinya. Efek sampingnya, ayah juga bisa mengalami penurunan libido.
Namun, pria cenderung mengabaikan gejala depresi setelah kelahiran bayi. Tak perlu merasa malu, karena Anda tidak sendirian. Jangan ragu untuk pergi ke psikiater bila mengalami masalah tersebut.
Depresi pasca-kelahiran bayi mungkin saja dialami ibu dan ayah dalam waktu yang bersamaan. Untuk itu, persiapan mental diperlukan bagi calon orangtua baru. Dukungan keluarga juga sangat membantu tak hanya pada ibu, tetapi juga ayah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.