Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/01/2017, 17:15 WIB
Dian Maharani

Penulis

KOMPAS.com - Keluarga berencana (KB) lebih dari sekedar upaya menekan jumlah populasi penduduk Indonesia.

Direktur Kesehatan Keluarga Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, Eni Gustina mengungkapkan, KB mampu menurunkan angka kematian ibu sebesar 25 persen dan angka kematian bayi sebesar 18 persen.

"Angka kematian ibu dan bayi itu jadi indikator kesehatan suatu negara. Nah, pilar yang pertama untuk menurunkan kematian ibu adalah dengan KB," kata Eni dalam acara perayaan 20 tahun DKT Indonesia di Jakarta.

Eni menuturkan, KB juga merupakan salah satu indikator keluarga sehat. Dengan KB, orangtua diharapkan dapat memiliki lebih banyak waktu atau optimal dalam mengasuh anak.

Selain itu, kehamilan yang sehat seharusnya tidak berdekatan antara anak pertama dengan kedua.

Hal senada dikatakan Direktur Bina Kesertaan KB Jalur Swasta BKKBN, Catur Sentana. Menurut dia, semakin tinggi angka KB atau artinya semakin banyak pasangan suami-istri menggunakan alat kontrasepsi, semakin tinggi pula penurunan angka kematian ibu dan bayi.

Catur mengungkapkan, berdasarkan survei demografi kesehatan Indonesia, 98 persen. Tetapi, hanya sekitar 61 persen yang menggunakannya.

"Kontrasepsi secara keseluruhan pada prinsipnya efektif kalau dipatuhi ketentuannya, pemakaiannya. Tidak ada alat kontrasepsi yang tidak efektif," ujar Catur.

Sementara itu, Ketua PP Ikatan Bidan Indonesia, Emi Nurjasmi, Ikatan Bidan Indonesia mengatakan, setiap pasangan usia subur perlu konsultasi mengenai pilihan kontrasepsi yang cocok, baik hormonal maupun non-hormonal.

Bagi pihak wanita bisa berkonsultasi dengan bidan. Bidan akan menjelaskan masing-masing alat kontrasepsi dan efeknya masing-masing. Bidan pulalah yang meluruskan mitos-mitos mengenai penggunaan alat kontrasepsi.

Pada akhirnya, wanita sendiri yang akan menentukan kontrasepsi apa yang akan dipakainya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com