KOMPAS.com - Diet lemak kembali populer. Apalagi, diet lemak merupakan salah satu cara efektf menurunkan berat badan dengan cepat.
Tapi, sebenarnya seberapa sehatkah menghindari lemak dalam asupan sehari-hari? Ternyata, hampir segala sesuatu yang kita tahu tentang lemak selama ini, salah. Berikut ini mitos dan fakta seputar lemak yang penting diketahui.
Mitos: Lemak jenuh menyumbat arteri + menyebabkan serangan jantung
Fakta: Para peneliti ditantang lagi apakah memang benar lemak jenuh menyebabkan serangan jantung.
Selama beberapa dekade kita telah diberitahu bahwa lemak jenuh di dalam mentega, keju, dan daging merah dapat menyumbat arteri dan menyebabkan serangan jantung.
Namun sebuah studi dalam jurnal Annals of Internal Medicine menyatakan, bahwa tidak ada hubungan antara makan lemak jenuh dan meningkatnya risiko serangan jantung.
Bahkan ada satu studi menemukan, konsumsi lemak jenuh yang lebih tinggi berhubungan erat dengan rendahnya risiko penyakit jantung.
Para ahli tidak benar-benar mengatakan bahwa lemak jenuh adalah pilihan yang benar-benar sehat, tapi juga bukan suatu dosa. Kuncinya adalah jumlah yang moderat.
Mitos: Butter itu buruk
Fakta: Sedikit butter tidak akan menyakiti Anda.
Sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan oleh American Journal of Clinical Nutrition menemukan, bahwa asupan mentega dalam jumlah moderat dapat menjadi bagian dari diet yang sehat.
Tapi bukan berarti Anda boleh mengoleskan butter sebanyak-banyaknya di roti sambil minum kopi, lalu mengoleskannya lagi di salad. "Jangan berlebihan," Babb memperingatkan.
Mitos: Kolesterol dari telur dapat meningkatkan kolesterol di dalam darah.
Fakta: Kolesterol yang Anda makan, sedikit atau tddak ada hubungannya dengan kolesterol di dalam darah Anda.
Baru-baru ini, U.S. Dietary Guidelines Advice Committee merevisi pembatasan anjuran kolesterol yang pernah dibuatnya. Telur itu baik! Kolesterol darah dihasilkan oleh hati; apa yang Anda makan memiliki dampak kecil pada tingkat kolesterol Anda.
"Telur utuh adalah kelompok protein yang merupakan salah satu sumber choine, sebuah neurotransmitter yang berhubungan dengan memori dan fungsi kognitif," tambah Babb.
Mitos: Daging merah bukan bagian dari pola makan yang sehat
Fakta: Daging olahan memang berbahaya tapi daging murni tidak.
Para peneliti di Universitas Warsawa menemukan bahwa pria yang makan daging olahan sarat garam seperti sosis, dua kali lebih mungkin untuk meninggal karena gagal jantung, daripada mereka yang sedikit mengonsumsi daging olahan. Tapi mereka yang mengonsumsi daging utuh (bukan daging olahan) tidak menunjukkan peningkatan risiko penyakit jantung.
Mitos: Minyak Zaitun adalah bom waktu
Fakta: Kita butuh berbagai jenis lemak dalam pola makan harian kita.
Minyak zaitun adalah jenis lemak tak jenuh tunggal dengan manfaat kesehatan yang berlimpah. Tapi kita juga tidak dianjurkan hanya makan setu jenis lemak dan hanya satu jenis sayuran.
"Konsumsilah berbagai makanan yang mengandung lemak seperti kacang-kacangan, biji-bijian, alpukat, dan salmon. Ini akan mencukupi kebutuhan asam lemak esensial dan pitosterol bagi tubuh agar terlindung dari penyakit," kata Babb.
Jauhi lemak trans buatan, atau produk yang pada labelnya tertulis minyak terhidrogenasi parsial (margarin, kue-kue kemasan, krimer kopi) karena mereka dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.