KOMPAS.com - Radikal bebas dapat merusak pertumbuhan, perkembangan dan kelangsungan hidup sel-sel dalam tubuh.
Dalam jumlah yang berlebihan, radikal bebas memicu penuaan dini, kerusakan jaringan tubuh, hingga meningkatkan risiko penyakit berbahaya seperti kanker.
Asap rokok, polusi udara, hingga radiasi sinar UV kerap menjadi sumber radikal bebas yang paling populer. Namun, makan berlebihan pun nyatanya dapat membuat tubuh menghasilkan radikal bebas dari makanan.
Semakin banyak makanan yang kita makan, mitokondria—bagian sel yang bekerja menghasilkan energi dari makanan, akan melepaskan lebih banyak oksigen aktif, sehingga menghasilkan jumlah radikal bebas lebih banyak. Terlebih bila makanan mengandung pestisida atau melalui proses pemanasan tinggi.
Akumulasi radikal bebas dapat memiliki konsekuensi yang buruk pada kesehatan. Molekul-molekul yang tidak stabil dalam tubuh dapat mengganggu struktur dan fungsi sel, sehingga mengurangi kemampuan tubuh dalam mengoksidasi sel yang dikenal sebagai stres oksidatif.
Beberapa langkah ini bisa membantu tubuh mengurangi produksi radikal bebas dari makanan yang Anda konsumsi:
- Hindari makanan glikemik tinggi, atau makanan yang kaya akan karbohidrat dan gula halus. Makanan tersebut cenderung menghasilkan radikal bebas.
- Batasi daging olahan seperti sosis, bacon dan daging asap karena mengandung bahan pengawet, yang mengarah pada produksi radikal bebas.
- Batasi asupan daging merah yang lebih rentan terhadap oksidasi, karena kandungan zat besi yang tinggi.
- Jangan gunakan minyak berulang kali, maksimal hanya 2 kali. Pemanasan minyak dapat menghasilkan radikal bebas yang meresap ke dalam makanan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.