KOMPAS.com - Karbohidrat olahan dan minuman manis bisa meningkatkan risiko kanker payudara dan prostat, demikian menurut sebuah studi baru di Amerika Serikat.
"Kualitas karbohidrat dalam menu makanan Anda berpengaruh pada kesehatan," ujar Makarem, profesor nutrisi di New York University, sekaligus peneliti temuan ini.
Para peneliti mempresentasikan hasil temuan mereka pada pertemuan tahunan American Society for Nutrition di San Diego.
Mereka mengatakan, meski terlihat ada hubungan antara tingginya konsumsi karbohidrat olahan dan minuman manis terhadap meningkatnya risiko kanker.
Namun, tidak ada bukti langsung bahwa kedua hal itu merupakan faktor penyebab utama. Antara "terlihat ada hubungan" dengan "sebagai faktor penyebab" adalah dua hal yang berbeda.
Jadi, temuan Makarem dan tim masih dianggap sebagai temuan awal sampai diterbitkan dalam jurnal peer-review.
Temuan Makarem didasarkan pada hasil evaluasi pola makan hampir 3.200 orang dewasa di AS selama lebih dari 20 tahun. Selama penelitian, Makarem menemukan ada 565 orang yang didiagnosis kanker.
Pada temuan awal, asupan tinggi karbohidrat terlihat berkaitan erat dengan turunnya risiko kanker payudara. Tapi, kemudian gambaran ini berubah ketika kualitas karbohidrat ikut diperhitungkan, catat Makarem.
Makarem juga mengatakan bahwa wanita yang menerapkan pola makan sehat dengan mengutamakan karbohidrat yang berasal dari sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan, mengalami penurunan risiko kanker payudara sebesar 67 persen.
Sementara pria yang minum minuman manis (minuman soda dan jus kemasan) beberapa kali perminggu mengalami kenaikan risiko kanker prostat lebih dari tiga kali lipat dibanding pria yang tidak pernah minum minuman manis.
"Jika ditambah dengan faktor-faktor lain termasuk obesitas, merokok, dan pola makan tidak sehat maka risiko akan semakin meningkat," kata Makarem.
Meski demikian, menurut Makarem, hal ini tidak membuktikan bahwa minuman manis adalah penyebab langsung dari meningkatnya risiko kanker.
Makarem juga mengakui, bahwa ada banyak penelitian lain yang mengungkapkan bahwa minuman manis berkontribusi besar terhadap naiknya risiko diabetes dan obesitas. "Sehingga kita tetap punya alasan untuk mengurangi konsumsinya" katanya.
Temuan Makarem mengundang reaksi dari Asosiasi Minuman Ringan Amerika Serikat. Mereka mengatakan bahwa temuan itu belum bisa dijadikan bukti sahih, karena dilakukan hanya pada satu kelompok demografis.
Asosiasi juga mengatakan bahwa American Cancer Society menyebutkan ada beberapa faktor risiko potensial yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara, prostat dan kanker usus besar selain karena faktor makanan atau minuman.
Kelompok ini juga mengatakan bahwa karena penelitian belum diterbitkan dalam jurnal peer-review, "sangat sedikit rincian studi yang tersedia" dan karena itu sulit untuk menarik kesimpulan yang solid.
Para peneliti mengakui bahwa minuman manis bukan merupakan satu-satunya faktor diet yang dapat meningkatkan risiko kanker.
Risiko kanker prostat juga meningkat di kalangan pria yang memiliki pola makan tinggi kadar glikemik atau dengan kata lain mereka makan banyak karbohidrat olahan (seperti pizza, pasta dan burger).
Menanggapi pro dan kontra ini, Marji McCullough, direktur strategis epidemiologi gizi American Cancer Society, mengatakan,"Sulit bagi saya untuk menyimpulkan jika tidak ada bukti langsung apakah memang minuman manis dan karbohidrat olahan sebagai penyebab kanker, atau ada faktor lain seperti obesitas, turut berkontribusi."
"Karena itu, diperlukan penelitian lebih mendalam terhadap hal ini. Namun saya setuju bahwa kita harus memerhitungkan kualitas makanan yang kita asup, termasuk memilih karbohidrat berkualitas tinggi seperti biji-bijian dan kacang-kacangan utuh dan mengurangi asupan gula, terutama gula sederhana seperti yang ada di beberapa produk minuman soda dan minuman manis," imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.