KOMPAS.com — Estrogen adalah hormon khas wanita. Biarpun begitu, jumlah estrogen dalam tubuh haruslah seimbang dengan hormon lainnya, tidak terlalu tinggi juga tidak terlalu rendah.
Simak pengalaman Beth Blair dari Inggris untuk mengetahui bagaimana jadinya jika kita kelebihan hormon estrogen.
Ketika pertama bertemu dengan pelatih saya, Tomery, dia melihat saya dari atas ke bawah dan berkata, "Saya ingin Anda melakukan tes untuk mengukur tingkat estrogen. Kita akan menemukan beberapa hal yang menarik."
Hasil tes air liur saya memang menunjukkan beberapa hal menarik, termasuk bahwa estrogen saya sangat tinggi. Sebagai seorang wanita berusia 37 tahun, seharusnya saya memiliki estradiol + estrone: rasio progesteron antara 10: 1 dan 14: 1. Namun, rasio saya adalah 635:1.
Hal pertama yang saya ingin tahu adalah, bagaimana Tomery tahu "keanehan" level estrogen saya.
Dia menjelaskan bahwa wanita (dan kadang-kadang pria) dengan estrogen yang tinggi cenderung "menumpuk" berat badan mereka di pinggul dan bagian tengah tubuh. Saya adalah contoh yang sempurna.
Pertanyaan saya berikutnya adalah, "Apa efeknya jika level estrogen saya tinggi?"
"Apakah saya ekstra feminin?" kata saya sambil tertawa.
Ternyata estrogen yang tinggi bukanlah hal yang lucu. Ini dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, kista ovarium, endometriosis, depresi, PMS, serta kanker payudara, ovarium, ataupun rahim.
Hal tersebut juga berperan dalam perubahan payudara fibrokistik, yang menjelaskan mengapa setiap kali saya melakukan tes mamografi, dokter memanggil saya kembali untuk pemeriksaan tambahan karena jaringan payudara yang sangat padat.
Saya berbicara dengan dokter ahli tentang strategi untuk menurunkan estrogen. Dokter menganjurkan agar saya berhenti minum susu kedelai (dulu, saya meminumnya setiap hari). Sekarang, saya beralih ke susu almon dan kelapa.
Dokter juga mengatakan, beberapa bahan kimia dan makanan dapat meningkatkan kadar estrogen. Karena itu, dia menyarankan saya memilih buah-buahan dan sayuran organik dan mengutamakan konsumsi sayuran cruciferous, seperti kembang kol dan brokoli, karena beberapa studi menunjukkan mereka dapat membantu menurunkan kadar estrogen.
Tomery dan dr Lauren juga meminta saya menghentikan konsumsi alkohol. Ini adalah kunci menurunkan kadar estrogen. Hati bertugas memetabolisme hormon, dan alkohol dapat memengaruhi proses tersebut.
Tomery memperingatkan, menurunkan kadar estrogen akan memakan waktu, begitu juga usaha saya menurunkan berat badan.
Sejauh ini, dia benar. Berat badan saya tidak jatuh secepat yang saya harapkan, tetapi saya mulai merasakan otot lengan dan kaki menjadi lebih kencang.
Positifnya, saya tidak mengalami PMS seperti kram perut yang terlalu berat. Saya akan menjalani beberapa pemeriksaan lagi untuk memastikan semuanya baik-baik saja dan untuk mengetahui perkembangan usaha yang saya lakukan.
Saya sudah membuat begitu banyak perubahan sehat, dan saya tahu bahwa itu memberikan kontribusi kesehatan jangka panjang. Saya merasa optimistis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.