KOMPAS.com - Walau melancong ke luar kota atau luar negeri itu menyenangkan, tapi banyak orang yang sebenarnya tidak suka melakukan perjalanan dengan pesawat.
Bukan soal keterlambatan pesawat atau harga tiket yang mahal, namun terbang memang bisa menyebabkan sejumlah keluhan ketidaknyamanan mulai dari keluhan kembung, sampai sembelit.
Terbang dalam kecepatan tinggi seperti naik pesawat memang menyebabkan pengaruh pada tubuh. Berikut adalah efek yang biasanya dialami akibat perjalanan dengan pesawat dan cara menghindarinya.
- Udara kering
Udara di dalam pesawat di pompa dari luar, dan udara yang berasal dari ketinggian 35.000 kaki sangat kering dibanding yang kita pakai di daratan.
Udara yang kering itu akan membuat kulit dan mata menjadi kering sehingga terasa gatal. Jika Anda memiliki jenis kulit berminyak, udara kering justru akan menambah minyak.
Pengaruh udara kering juga dirasakan organ pernapasan karena hidung menjadi kering dan bernapas pun jadi tidak nyaman. Kondisi ini sebenarnya membuat kekebalan tubuh menurun.
"Kelembaban di udara akan menjaga saluran napas lembab sehingga lapisan dalam saluran napas bisa menangkap kuman yang masuk. Pada udara kering, membran mukus tidak berfungsi optimal," kata Mona Gohara, dokter dermatologi.
Jaga kondisi tubuh dengan minum cukup air putih dan hindari konsumsi alkohol serta kafein. Untuk menjaga kelembaban kulit, gunakan losion kulit yang berkualitas bagus.
- Kaki bengkak
Saat kita duduk, gravitasi menyebabkan cairan berkumpul di kaki. Pada dasarnya hal itu bukan masalah karena otot-otot kaki akan memompa kelebihan cairan itu ke seluruh tubuh ketika kita bangkit berdiri dan jalan kaki.
Berbeda halnya dengan duduk di pesawat selama berjam-jam. Cairan yang menumpuk itu akan menyebabkan kaki bengkak. Untuk menyiasatinya disarankan agar saat berada di pesawat kita berdiri dan berjalan-jalan beberapa menit setiap satu atau dua jam.
Bila Anda kebetulan duduk di dekat jendela dan tidak bisa berjalan-jalan lebih sering, lakukan peregangan pada bagian kaki.
- Perut kembung
Tekanan udara di kabin jauh lebih rendah dibanding dengan yang kita gunakan di daratan. Tekanan yang rendah itu menyebabkan gas di usus meluas sehingga perut pun akan terasa kembung. Akibatnya kita akan merasa tidak nyaman atau bahkan ingin terus buang angin.
Walau kita tidak bisa mengubah tekanan udara di pesawat, tetapi ada yang dapat dilakukan untuk mengurangi kadar gas di perut. Hindari makanan yang memicu gas seperti brokoli atau kacang-kacangan sebelum dan selama penerbangan.
- Kelelahan
Saat kita terbang melintasi zona waktu yang berbeda, jam biologis tubuh akan terganggu. Hal ini akhirnya menyebabkan kita kelelahan atau tetap terjaga saat waktunya tidur. Kurang tidur itu dapat menyebabkan sakit kepala, kelelahan, atau mood berantakan.
Cara terbaik untuk menghindarinya adalah sebisa mungkin tetap tidur sesuai jadwal, termasuk ketika sudah berada di kota tujuan.
Upayakan untuk menghabiskan waktu di bawah sinar matahari karena dapat membantu tubuh memproduksi hormon melatonin yang memicu kantuk dengan normal.
- Susah buang besar
Bila Anda biasanya merasa ingin BAB setelah sarapan atau bersantai di pagi hari, maka rutinitas itu kemungkinan tak bisa dilakukan dalam penerbangan. Nah, perubahan rutinitas itu dapat memicu sembelit. Ditambah lagi dengan dehidrasi karena berjam-jam berada di dalam pesawat.
Untuk menjaga agar pergerakan usus tetap normal sehingga urusan ke belakang tak terganggu, konsumsi makanan tinggi serat dan cukup minum air.
- Telinga sakit
Perubahan tekanan udara akibat ketinggian dapat berpengaruh pada telinga. Hampir setiap orang yang habis terbang mengeluhkan rasa tidak nyaman di telinga, sebagian juga merasa salah satu telinga kesulitan mendengar.
Rasa nyeri itu biasanya akan reda setelah kita mendarat. Namun jika Anda menderita flu atau alergi, ketidaknyamanan itu bisa bertahan sampai beberapa hari.
Mengunyah permen karet bisa mengurangi rasa tidak nyaman itu. Jika hidung sedang tersumbat karena flu, gunakan semprotan hidung sehari sebelum terbang dan ulangi setiap dua jam selama berada di pesawat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.