KOMPAS.com - Meski demam pada dasarnya merupakan mekanisme tubuh melawan infeksi, namun naiknya suhu tubuh pada bayi berusia kurang dari dua tahun bisa membuat panik orangtua.
Untuk amannya, orangtua memang sebaiknya memeriksakan demam yang dialami bayi ke dokter, terutama jika suhu tubuhnya di atas 38 derajat celcius dan sudah lebih dari dua hari.
Sebagian besar kasus demam bukanlah masalah yang serius. Peningkatan suhu tubuh tak selalu karena infeksi, bisa saja karena aktivitas fisik berlebihan atau kepanasan. Untuk demam ringan sampai sedang, biasanya dokter akan meminta orangtua tetap di rumah sambil menunggu perkembangan.
Paling tidak ada 4 hal yang dapat dilakukan orangtua jika bayi mereka demam:
1. Ukur suhu tubuhnya
Ingat, meletakkan tangan di kening anak bukanlah cara mengetahui suhu tubuh. Ada banyak alat yang bisa dipakai untuk mengukur suhu tubuh dengan akurat. Saat ini termometer digital bisa dipilih untuk mendapatkan hasil yang cepat dan akurat. Pengukuran suhu tubuh bisa dilakukan di beberapa bagian tubuh, tapi menurut dokter yang akurat adalah di anus.
2. Jaga hidrasi tubuh
Peningkatan suhu tubuh bisa membuat anak dehidrasi. Pada bayi, dehidrasi bisa terjadi dengan cepat. Untuk mengetahuinya, cek apakah bayi cukup buang air kecil dan produksi air liurnya tidak berkurang.
Jika bayi mulai tampak dehidrasi, ada beberapa cairan elektrolit yang bisa diberikan untuk mengganti cairan tubuh yang hilang. Pada bayi, ASI adalah pilihan terbaik.
3. Buat senyaman mungkin
Saat demam biasanya anak akan rewel. Jaga agar bayi tetap nyaman. Hindari memaikan pakaian yang terlalu tebal atau menggunakan selimut. Usahakan agar suhu dalam ruangan tetap normal dan sirkulasi udara baik.
4. Konsultasi obat
Sebelum memberi bayi obat, selalu konsultasikan ke dokter untuk memastikan jenis dan dosisnya sudah tepat. Parasetamol dan ibuprofen bisa membantu menurunkan demam. Hindari pemberian obat penurun panas golongan aspirin pada bayi karena bisa memicu sindrom Reye yang berakibat fatal pada otak dan liver bayi.