Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 19/12/2016, 18:51 WIB
|
EditorYunanto Wiji Utomo

KOMPAS.com - Sumba menyimpan keragaman hayati yang luar biasa. Ekspedisi Widya Nusantara (W-WIN) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada April hingga Agustus 2016 mengungkap adanya tanaman pangan yang mampu bertahan di lahan super kering.

Tanaman pangan bernama jewawut (Setaria italica) itu bukan jenis baru dan sebenarnya telah dikenal luas di Indonesia. Namun di Sumba, tanaman itu beragam dan melimpah. "Kami menjumpai 13 jenis lokal yang terdapat di wilayah dari ketinggian 150 hingga 900 mdpl," kata Dwi Setyo Rini, peneliti anggota tim ekspedisi E-WIN.

Salah satu jenis jewawut dijumpai di Desa Wanggameti, Taman Nasional Laiwangi Wanggameti, Sumba. Wilayah itu berada di ketinggian 900 mdpl tetapi sangat kering. Saking keringnya, alat pengukur kelembaban dan keasaman tanah yang dibawa peneliti tak bisa menancap.

"Yang luar biasa, di tanah yang sangat kering itu, jewawut bisa tumbuh. Kami analisis potensial osmotik tanah di sana dan hasilnya -70 Mega Pascal. Itu tanda sangat kering. Umumnya tanaman mati pada kondisi itu. Jewawut yang tetap tumbuh subur pada kondisi itu luar biasa," jelas Dwi.

Bagi Dwi yang menekuni genetika tanaman pangan, jewawut adalah fenomena menarik. "Kami ingin mengidentifikasi gen yang bertanggung jawab sehingga bisa tahan kering. Jewawut berasal dari Sumba. Sumba ada di Indonesia dan kita bisa meneliti dengan mudah. Kalau kita berhasil identifikasi, itu akan jadi referensi," katanya.

Saat ini, Dwi telah mengumpulkan beragam biji jewawut dan tanaman pangan lainnya. Identifikasi sebenarnya telah direncanakan. Namun, rencana itu terdampak pemotongan anggaran penelitian yang dilakukan pemerintah. Akhirnya, ia kini baru bisa fokus memperbanyak jewawut koleksi sehingga bisa diteliti ke depan.

Dwi mengatakan bahwa jewawut adalah kunci mengatasi kerawanan pangan di Sumba. Ketergantungan pada padi dan jagung serta hujan yang cuma turun selama 4 bulan dalam setahun membuat kelaparan terus berulang. "Kalau bisa jewawut ini ditingkatkan dari hanya makanan substitusi menjadi makanan alternatif atau bahkan pokok," kata Dwi.

Ditemui dalam Paparan dan Doalog Hasil Ekspedisi E-WIN pada Senin (19/12/2016), Dwi juga mengatakan bahwa meski masih harus diteliti lagi, kemampuan bertahan di lahan kering membuat jewawut berpotensi sebagai tanaman pangan di era perubahan iklim.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Jangan Lakukan Lagi, Ini Bahaya Pakai Headphone Saat Tidur

Jangan Lakukan Lagi, Ini Bahaya Pakai Headphone Saat Tidur

Kita
Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Makan Oat Setiap Hari?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Makan Oat Setiap Hari?

Kita
6 Buah yang Mengandung Serat Paling Tinggi

6 Buah yang Mengandung Serat Paling Tinggi

Oh Begitu
Mengapa Burung Hantu Memiliki Kaki yang Panjang?

Mengapa Burung Hantu Memiliki Kaki yang Panjang?

Oh Begitu
Ilmuwan Coba Hidupkan Lagi Bison Purba dari 8000 Tahun Lalu

Ilmuwan Coba Hidupkan Lagi Bison Purba dari 8000 Tahun Lalu

Fenomena
Tips Puasa Ramadan Sehat ala Ahli Diet

Tips Puasa Ramadan Sehat ala Ahli Diet

Kita
Apa Saja Gejala Paru-paru yang Tidak Sehat?

Apa Saja Gejala Paru-paru yang Tidak Sehat?

Kita
4 Cara Mengatasi Bibir Kering dan Pecah-pecah dengan Bahan Alami

4 Cara Mengatasi Bibir Kering dan Pecah-pecah dengan Bahan Alami

Oh Begitu
Apa Efek Makan Banyak Saat Berbuka Puasa?

Apa Efek Makan Banyak Saat Berbuka Puasa?

Oh Begitu
Apakah Bisa Bersin saat Tidur?

Apakah Bisa Bersin saat Tidur?

Oh Begitu
Seperti Apa Beton untuk Membangun Pemukiman di Mars?

Seperti Apa Beton untuk Membangun Pemukiman di Mars?

Oh Begitu
Seperti Apa Bukti Meteor yang Tabrak Bumi pada 3,48 Miliar Tahun Lalu?

Seperti Apa Bukti Meteor yang Tabrak Bumi pada 3,48 Miliar Tahun Lalu?

Fenomena
Apa Itu Fenomena Okultasi?

Apa Itu Fenomena Okultasi?

Fenomena
Apa yang Membentuk Batu Ginjal?

Apa yang Membentuk Batu Ginjal?

Oh Begitu
Apa Penyebab Keringat Dingin?

Apa Penyebab Keringat Dingin?

Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+