Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/12/2016, 12:26 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Menurut laporan Pancreatic Cancer Action Network, pada bulan Agustus 2012, kanker pankreas menjadi penyebab kematian terkait kanker nomor tiga.

Pada tahun 2020, diperkirakan kanker pankreas akan menjadi penyebab kematian terkait kanker nomor dua.

Jika terdeteksi sejak dini, sebelum menyebar, kanker pankreas dapat diobati. Hampir 25 persen pasien yang terdeteksi dini, memiliki tingkat kelangsungan hidup selama kurang lebih lima tahun.

Sayangnya, kebanyakan kanker pankreas tidak diketahui sejak awal, sebagian karena tidak ada tes untuk deteksi dini yang dapat diandalkan dan sebagian lagi karena gejala kanker pankreas sering tidak jelas dan tidak spesifik.

Peningkatan kesadaran terhadap faktor risiko dan pengenalan gejala, dapat membantu mendeteksi banyak kasus sebelum menjadi parah dan membalikkan tren yang sekarang kita alami.

Tanda dan Gejala Kanker Pankreas

Kanker pankreas stadium dini bisa terjadi tanpa gejala atau hanya menimbulkan gejala yang samar-samar yang serupa dengan gejala sejumlah penyakit lain.

Namun, jika Anda mengalami satu atau lebih gejala berikut, Pancreatic Cancer Action Network menganjurkan Anda untuk segera berbicara dengan dokter:

- Nyeri konsisten (biasanya di perut atau punggung)

- Berat badan turun

- Kulit gatal dengan penyakit kuning (kulit atau mata menguning)

- Kehilangan selera makan

- Mual dan muntah

- Tinja berwarna terang atau berminyak

- Pankreatitis (peradangan pankreas)


Faktor Risiko

Penyebab pasti kanker pankreas belum bisa dipahami dengan baik. Namun, menurut informasi dari Kepala Bidang Medis Pancreatic Cancer Axtion Network, Victoria Manax Rutson, MD, penelitian telah mengidentifikasi faktor-faktor risiko tertentu yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang menderita kanker pankreas, yaitu:

1. Sejarah keluarga.

Jika Anda memiliki dua atau lebih kerabat tingkat pertama yang pernah menderita kanker pankreas atau seorang kerabat tingkat pertama yang terkena kanker pankreas sebelum usia 50 tahun, risiko Anda juga akan meningkat.

2. Mewarisi sindrom genetik.

Beberapa mutasi gen yang terkait dengan kanker lainnya juga dapat meningkatkan risiko kanker pankreas. Contoh: mutasi BRCA1 dan BRCA2, sindrom Lynch, melanoma familial, pankreatitis herediter, sindrom Peutz-Jeghers, dan telangiectasia ataksia.

3. Diabetes.

Kanker pankreas lebih mungkin terjadi pada orang yang menderita diabetes tipe-2 selama lebih dari lima tahun.

4. Pankreatitis.

Orang dengan pankreatitis kronis akan berisiko lebih besar menderita kanker pankreas.

5. Merokok.

Merokok merupakan faktor risiko yang signifikan dan dapat menyebabkan sekitar 20 sampai 30 persen dari semua kasus kanker pankreas eksokrin.
Eksokrin pankreas adalah bagian pankreas yang bertugas membuat enzim untuk membantu mencerna makanan.

6. Ras dan etnis.

Afrika-Amerika dan Yahudi Ashkenazi memiliki insiden yang lebih tinggi terkena kanker pankreas.

7. Umur.

Risiko kanker pankreas meningkat sejalan dengan usia. Kebanyakan orang yang didiagnosis kanker pankreas berusia lebih dari 60 tahun.

8. Jenis kelamin.

Jumlah pria yang menderita kanker pankreas sedikit lebih banyak dibanding wanita yang didiagnosis dengan penyakit yang sama.

9. Pola makan.

Pola makan tinggi daging merah dan makanan olahan dapat meningkatkan risiko terkena kanker pankrea, sedangkan pola makan tinggi buah-buahan dan sayuran dapat menurunkan risiko kanker pankreas.

10. Obesitas.

Orang obesitas memiliki risiko 20 persen lebih tinggi terkena kanker pankreas dibanding orang dengan berat badan normal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com