Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Akibatnya jika Anak Tidak Sarapan Sebelum ke Sekolah

Kompas.com - 08/12/2016, 18:02 WIB
Dian Maharani

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com — Sebelum menjalani aktivitas belajar di sekolah, anak-anak harus dibiasakan sarapan terlebih dahulu.

Kepala Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (PKGK FKM UI) Ahmad Syafiq mengatakan, melewatkan sarapan akan membuat anak tak mendapatkan energi yang dibutuhkan tubuh.

Akibatnya, konsentrasi anak saat belajar terganggu, mudah merasakan kantuk, kelelahan, atau lemas sehingga memengaruhi kualitas belajarnya.

"Ketika anak tidur, dia seperti orang puasa karena enggak makan dan minum selama tidur itu. Makanya dia perlu banget dapat asupan energi dan gizi awal untuk memulai hidupnya di sekolah," ujar Syafiq di sela-sela acara Gerakan Nusantara Frisian Flag di SD Inpres Bertingkat Kelapa Lima 1, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Kamis (8/12/2016).

Jika sudah sarapan, anak bisa fokus saat kegiatan belajar. Dalam sejumlah penelitian, sarapan juga dapat mencegah anak mengalami kegemukan.

Sementara itu, Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI bidang Hubungan Pusat dan Daerah, James Modouw, mengatakan, sarapan ibaratnya adalah bahan bakar bagi anak untuk di sekolah. Dengan sarapan, kemampuan otak anak dapat lebih baik dibanding yang tidak pernah sarapan.

Dalam studi Knowledge, Attitude, Practice (KAP) yang dilakukan oleh Frisian Flag Indonesia bekerja sama dengan PKGK FKM UI, hampir 90 persen anak sekolah di NTT telah terbiasa sarapan.

Namun, belum diketahui bagaimana kulitas sarapannya. Syafiq menuturkan, sarapan yang berkualitas atau menyehatkan adalah dengan menu makanan bergizi seimbang yang memenuhi 10-30 persen kebutuhan gizi anak.

Mulailah sarapan sebelum pukul 09.00 dengan menu yang beragam. Syafiq menjelaskan, beragam artinya mengandung sumber zat gizi lengkap, mulai dari protein, sumber energi, vitamin, hingga mineral.

Dengan menu beragam, warna makanan di piring pun pasti akan berwarna-warni. Misalnya, ada nasi berwarna putih, sayuran berwarna hijau, hingga warna dari tahu dan tempe.

"Istilahnya, ciptakan pelangi di piringmu. Semakin berwarna, semakin beragam. Minimal ada tiga warnalah," kata Syafiq.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau