KOMPAS.com - Pada 2013, dua orang kakak-beradik dari kota Wisconsin meminta agar pengadilan membuka persidangan, karena pemerintah merekomendasikan rakyatnya untuk melakukan vaksinasi HPV sejak kanak-kanak untuk mencegah kanker serviks.
Anjuran ini, menurut mereka, adalah sumber malapetaka karena menyebabkan mereka mengalami gangguan kesuburan.
HPV adalah infeksi menular seksual yang paling sering terjadi. Banyak infeksi HPV bisa sembuh sendiri tanpa efek sakit. Tetapi, beberapa strain HPV diketahui dapat memicu kanker genital dan mulut yang mematikan, juga memicu kanker serviks.
Sejak 2007, American Academy of Pediatrics merekomendasikan pemberian vaksin HPV untuk anak perempuan sejak usia 11 atau 12 tahun. Kemudian, AAP merekomendasikan pemberian vaksin yang sama untuk anak laki-laki di usia yang sama.
Vaksin ini diberikan kepada anak-anak sebelum mereka mulai berhubungan seks, karena vaksin tidak dapat bekerja melawan infeksi HPV yang sudah terlanjur ada.
Vaksin HPV yang mereka sebut sebagai penyebab terjadinya isu kesuburan adalah vaksin merk Gardasil. Vaksin HPV diberikan sebanyak tiga dosis untuk anak usia 11-12 tahun.
Kasus Madelyne Meylor, 20, dan Olivia Meylor, 19, dari Mount Horeb, Wisc., disidangkan di Pengadilan Federal AS di Washington, DC, dengan melibatkan para ahli bidang vaksin.
Menurut jaksa Mark Krueger, kedua wanita itu mengatakan, mereka mengalami kegagalan ovarium prematur di usia 16 tahun disebabkan oleh tiga dosis Gardasil yang mereka terima.
Kegagalan ovarium prematur adalah suatu kondisi di mana ovarium seorang wanita berhenti berfungsi sebelum usia 40.
Kegagalan ovarium prematur dan menopause dini adalah dua kasus yang berbeda. Menopause dini terjadi saat periode menstruasi berhenti di usia sebelum 40 tahun dan Anda tidak mungkin lagi hamil.
Sedangkan pada kegagalan ovarium, wanita masih mengalami menstruasi walau tidak teratur. Artinya, mereka masih mungkin hamil walau kemungkinannya kecil atau bahkan sangat kecil.
Kondisi langka
Rincian kasus mereka tidak dibuka untuk umum, tapi saksi medis dan ilmiah bersaksi tentang mengapa dan apakah memang Gardasil bertanggung jawab atas kasus hilangnya kesuburan tersebut, kata Krueger.
Departemen Kehakiman, yang mewakili Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, yang mempromosikan vaksin HPV, berpendapat bahwa Gardasil tidak menyebabkan kegagalan ovarium.
Produsen Gardasil, Merck & Co., mengatakan keamanan dan kemanjuran obat ini telah dipelajari di lebih dari 25.000 wanita dan pria dalam uji klinis dan menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan kausal antara kegagalan ovarium dengan vaksin.
Kegagalan ovarium prematur atau insufisiensi adalah kondisi langka yang menyerang satu dari 1.000 wanita antara usia 15 dan 29 dan satu dari 100 wanita antara usia 30 dan 39, menurut asosiasi infertilitas nasional di AS, Resolve.
Penyebab yang diduga menyebabkan kondisi ini antara lain adalah cacat pada organ reproduksi, kelainan bawaan dan paparan obat anti-kanker, kata Resolve.
Wanita dengan kegagalan ovarium masih bisa menjadi kandidat untuk fertilisasi in-vitro dengan menggunakan telur donor.
Dua bersaudara Meylor dinyatakan negatif terhadap tiga penyebab genetik atas kegagalan ovarium mereka, menurut laporan di Wisconsin State Journal. Kesempatan mereka untuk hamil, sangat kecil atau bahkan nol sama sekali. Namun dua gadis ini percaya, bahwa mereka bisa mengandung jika ikut terapi kesuburan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.