KOMPAS.com — Usia rata-rata wanita mengalami menopause adalah 51-55 tahun. Namun, karena faktor genetika, penyakit, atau prosedur medis, beberapa wanita mengalami menopause sebelum usia 40.
Menopause yang terjadi sebelum usia ini, baik alami maupun tidak, dikenal sebagai menopause dini atau prematur.
Masalah menopause dini, beberapa tahun lalu di AS dikaitkan dengan vaksin HPV. Apakah itu benar? Untuk menjawab pertanyaan ini, silakan simak keterangan Trina Pagano, MD, spesialis kebidanan dan kandungan dari Ohio State University College of Medicine, mengenai serba-serbi menopause dini dan apakah ada kaitannya dengan vaksin HPV.
Gejala menopause dini
Gejala awal menopause dini sering kali sama dengan yang dialami oleh wanita yang akan mengalami menopause alami, di antaranya adalah:
1. Menstruasi yang tidak teratur atau tidak lagi datang sama sekali.
2. Periode menstruasi menjadi lebih berat atau lebih ringan dari biasanya.
3. Hot flashes (rasa hangat yang menyebar di tubuh bagian atas).
4. Masalah emosional atau suasana hati tidak stabil.
Seiring dengan gejala di atas, beberapa wanita juga mungkin mengalami:
1. Vagina kering
2. Kehilangan kontrol atas kandung kemih (inkontinensia)
3. Kulit mata atau mulut menjadi lebih kering
4. Gairah seks menurun
Jika Anda berusia 40 tahun atau kurang dan mengalami salah satu kondisi berikut, sebaiknya segera temui dokter untuk mencari tahu apakah benar Anda mengalami menopause dini:
1. Anda telah menjalani kemoterapi atau radiasi.
2. Anda atau anggota keluarga memiliki gangguan autoimun seperti hipotiroidisme, penyakit graves, atau lupus.
3. Anda telah mencoba untuk hamil selama lebih dari satu tahun, tetapi gagal.
4. Ibu atau saudara perempuan mengalami menopause dini.
Faktor nomor satu, dua, dan empat adalah penyebab umum menopause dini. Penyebab lainnya adalah:
- Operasi pengangkatan ovarium
- Obat-obatan tertentu
- Penyakit atau gangguan kesehatan menahun
- Penyakit seperti tumor kelenjar pituitari, gangguan autoimun, seperti rheumatoid arthritis dan sindrom Turner juga dapat menyebabkan menopause dini.
- Kebiasaan merokok
- Kegemukan
- Kegagalan ovarium. Kegagalan ovarium inilah yang pada 2013-2014 lalu terjadi pada dua remaja putri asal Wisconsin dan dikaitkan dengan pemberian vaksin HPV.
Menopause dini dan kegagalan ovarium adalah dua kasus yang berbeda. Menopause dini terjadi saat periode menstruasi berhenti di usia sebelum 40 tahun dan Anda tidak mungkin lagi hamil.
Sementara itu, pada kegagalan ovarium, wanita masih mengalami menstruasi walau tidak teratur. Artinya, mereka masih mungkin hamil walau kemungkinannya kecil atau bahkan sangat kecil.
Lebih dari 90 persen kegagalan ovarium disebabkan oleh penyebab yang tidak diketahui. Sebagian kecilnya disebabkan oleh kelainan folikel. Kegagalan ovarium disebut dini karena terjadi pada wanita di usia sangat muda (anak atau remaja).
Sebenarnya, kasus kegagalan ovarium bisa terjadi pada usia berapa pun, walau memang persentasenya lebih kecil pada anak dan remaja ketimbang pada wanita dewasa.
Mengenai hubungan kegagalan ovarium dengan vaksin HPV, CDC atau Pusat Penanggulangan Penyakit AS mengatakan, tidak ada hubungan kausal antara keduanya. Hingga sekarang, CDC masih tetap merekomendasikan pemberian vaksin HPV pada anak laki-laki dan perempuan di usia 11-12 tahun.
Risiko kesehatan apa saja yang bisa terjadi karena menopause dini?
Seperti semua kasus menopause, baik dini maupun tidak, wanita yang telah masuk masa menopause mengalami penurunan kadar estrogen.
Rendahnya tingkat estrogen dapat memengaruhi kesehatan secara keseluruhan dan dapat meningkatkan risiko kondisi medis tertentu, seperti osteoporosis. Risiko kesehatan lainnya adalah gangguan usus besar dan dan ovarium.
Bagaimana mengatasi menopause dini?
Gejala dan risiko kesehatan menopause dini diatasi dengan cara yang sama seperti menopause alami. Terapi hormon estrogen dapat menjadi salah satu pilihan.
Wanita yang mengalami masalah infertilitas karena menopause dini dapat berkonsultasi dengan dokter kebidanan dan kandungan mengenai terapi kesuburan yang memungkinkan dilakukan oleh masing-masing individu. Pilihan terapi akan disesuaikan dengan kondisi kesehatan dan psiko-sosial masing-masing orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.