Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/11/2016, 11:46 WIB

KOMPAS.com - Beragam jenis gawai kian banyak digunakan anak-anak sejak usia dini untuk bermain. Sifatnya yang interaktif membuat anak semakin lekat dengan gawainya, bahkan rentan kecanduan.

Menurut survei Asian Parents pada sekitar 2.500 orangtua di negara-negara ASEAN, orangtua mengizinkan anak-anaknya bermain gawai saat sedang di mobil, mengantri, main di rumah, atau sedang di restoran. Dengan kata lain, anak-anak hampir tak pernah lepas dari gawainya.

"Tak dipungkiri kalau anak-anak sekarang lahir di era digital dan kenal gawai sejak kecil. Sejak lahir saja sudah diajak selfie oleh orangtuanya. Sebagian besar orangtua juga merasa anaknya akan pintar jika bermain gawai," kata Astrid WEN, Psikolog, dalam acara diskusi yang diadakan oleh Asuransi JAGADIRI di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Astrid mengatakan, orangtua sebaiknya tidak menjadikan gawai sebagai mainan atau pengasuh anak. Hal ini lama kelamaan akan menyebabkan anak menjadi kecanduan.

Ada beberapa tanda tidak wajar yang perlu diwaspadai orangtua jika anaknya mulai kecanduan gawai, yaitu:

- Lupa waktu saat bermain gawai.
- Marah saat diinterupsi.
- Anak berebut gawai dengan teman atau kakak adiknya.
- Sering tidak selesai melakukan kegiatan atau permainan lain.
- Menarik diri dari orang lain.
- Anak sembunyi-sembunyi untuk bermain gawai.

Fenomena anak yang kecanduan gawai, menurut Astrid adalah fenomena global. "Walau kecanduan internet belum dikenal di Indonesia, tapi di negara maju masalah ini sudah dianggap serius bagi masa depan anak-anak," kata Astrid.

Ia mencontohkan, di Inggris, biaya terapi untuk mengatasi kecanduan gawai mencapai puluhan ribu poundsterling.

"Kecanduan pada gawai bisa dicegah. Antara lain dengan tidak memberikan gawai pada anak berusia kurang dari dua tahun. Orangtua juga perlu membuat aturan yang realistis, misalnya tidak boleh pegang gawai saat hari sekolah atau sebelum tidur. Selain itu dampingi anak saat menggunakan gawai," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com