KOMPAS.com - Pada bulan April 1979, senjata biologis misterius yang tengah dikembangkan terlepas dari sebuah laboratorium di Uni Soviet, menewaskan sedikitnya 66 orang dan sejumlah hewan.
Hampir 40 tahun kemudian, para peneliti merangkai kembali genom bakteri yang menyebabkan kejadian tersebut. Mereka mengkonfirmasi jika penyebabnya adalah koloni mikroba penyebab antraks bernama Bacillus anthracis yang telah dimodifikasi oleh ilmuwan Soviet.
Bakteri tersebut disimpan di sebuah laboratorium rahasia, Compound 19, di dekat kota Sverdlovsk yang sekarang dikenal dengan nama Ekaterinburg.
Namun pada tanggal 2 April 1979, bakteri rekayasa ini terlepas dari laboratorium tersebut lantaran filter udara yang diganti tidak terpasang kembali dengan baik. Selama seminggu setidaknya ada 66 orang korban tewas. Bahkan beberapa sumber lain mengatakan korban mencapai 100 orang lebih.
Pejabat Soviet pada saat itu menyalahkan wabah yang terdapat pada daging yang dijual di pasar gelap.
Bakteri penyebab antraks ini sebenarnya cukup jarang ditemukan pada manusia. Antraks menyebar melalui hewan dan mampu membentuk spora yang tidak terdeteksi serta tidak aktif selama beberapa dekade.
Namun setelah masuk ke dalam tubuh manusia, bakteri akan menghasilkan racun, dan infeksi yang ditimbulkannya dapat membunuh orang dalam beberapa hari.
Antraks bisa dicegah dengan menggunakan antibiotik serta vaksin.
Tanpa direkayasa pun sebenarnya bakteri Bacillus anthracis merupakan bakteri yang mematikan.
Namun saat Perang Dingin, Soviet telah mengembangkan antraks yang resisten terhadap antibiotik bahkan mampu melawan vaksin.
Penelitian yang dilakukan oleh Tim peneliti dari Universitas North Arizona ini mengungkap jika ilmuwan Soviet berjuang untuk membuat antraks lebih mematikan daripada aslinya.
Kesimpulan ini diambil setelah Peneliti mengambil Sampel bakteri yang diambil dari salah satu korban tahun 1979 yang telah diawetkan.
Rumor juga menyebut jika soviet melakukan percobaan dengan menggunakan bakteri mematikan lainnya.
Kini meski telah terungkap penyebabnya, peneliti masih bertanya-tanya bagaimana Soviet merekayasa bakteri tersebut.
Namun setidaknya penelitian ini memberikan gambaran bagaimana kemampuan Uni Soviet pada saat itu dalam mengembangkan senjata biologis. Penelitian ini telah dipublikasikan di mBio.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.