Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/11/2016, 09:51 WIB
Lily Turangan

Penulis

Sumber SELF

KOMPAS.com - Sebagian besar ibu hamil mengalami apa yang dinamakan bercak atau keluar sedikit darah dari rahim dan ini normal. Meski begitu, ada juga bercak atau pendarahan yang tidak normal. Berikut adalah cara untuk membedakan antara perdarahan normal dan yang tidak normal.

Bercak atau perdarahan dari vagina yang normal dapat terjadi seperti saat Anda sedang di tahap awal mencoba metode kontrasepsi baru dan tubuh Anda menyesuaikan diri dengan hormon yang ada di dalamnya.

Tapi ketika bercak terjadi saat Anda sedang hamil, mungkin itu bisa berarti sesuatu yang lain. Namun, Anda tak perlu panik karena sesuatu yang lain itu belum tentu mengkhawatirkan.

"Anda bisa saja memiliki bercak di sepanjang kehamilan Anda dan itu dianggap normal oleh dokter," kata Sherry Ross, M.D., dokter kebidanan dan kandungan di Providence Saint John’s Health Center di Santa Monica, California.

Penyevabnya ada berbagai macam. Pertama dan terpenting yang perlu Anda tahu, kehamilan membuat aliran darah ke area rahim, vagina dan serviks menjadi lebih deras, kata Jamil Abdur-Rahman, M.D., dokter dan ketua divisi kebidanan dan kandungan di Medical Center Vista East di Waukegan, Illinois.

Darah juga dapat merembes keluar setelah berhubungan seks atau aktivitas fisik lainnya, atau bahkan keluar begitu saja seperti tanpa penyebab.

Anda juga mungkin mengalami pendarahan implantasi, yang terjadi setelah embrio tertanam dalam rahim, kata Abdur-Rahman dan Ross.

Atau, bisa juga karena hematoma orsubchorionic atau perdarahan yang terjadi ketika darah berkumpul di antara korion atau membran terluar sekitar embrio dan dinding rahim, jelas Jacques Moritz, MD, dokter kebidanan dan kandungan di New York-Presbyterian dan Weill Cornell Medicine.

Itu semua adalah alasan normal mengapa Anda mengalami bercak selama kehamilan dan hal itu tidak perlu terlalu dikhawatirkan (meskipun pada kasus yang spesifik, hematoma subkorionik dapat meningkatkan risiko keguguran).

Meski begitu, bercak dapat menjadi tanda keguguran atau kehamilan ektopik (telur dibuahi di tuba falopi bukan di rahim), kata Abdur-Rahman.

Atau, bisa juga dapat menjadi tanda persalinan prematur atau infeksi. Meski hal-hal ini tidak umum terjadi, ada baiknya Anda tetap mengetahui mengenai bercak dan pendarahan yang mungkin perlu perhatian dan penanganan medis seperti di bawah ini.

1. Pendarahan yang cukup berat.

"Jika pendarahan tidak seperti menstruasi atau bahkan lebih berat dari menstruasi, sebaiknya Anda khawatir," kata Abdur-Rahman.

Sulit untuk mencari standar tepat seperti apa yang disebut pendarahan berat, tapi Ross mengatakan jika Anda harus mengganti pembalut lebih dari sekali tiap tiga jam, itu bisa disebut pendarahan berat.

2. Disertai rasa sakit.

Bercak sering datang bersama nyeri dan kram, sehingga Anda merasa tidak nyaman. Apapun rasa sakit yang mengganggu, sebaiknya Anda catat dan konsultasikan ke dokter.

"Kram ringan bisa dianggap normal, tetapi jika kram menyebabkan Anda harus terus duduk atau berbaring sambil mengompres perut dengan air panas, sebaiknya Anda segera hubungi dokter kandungan Anda.

3. Pendarahan terjadi selama beberapa hari (atau seminggu) terus-menerus.

Jika Anda hanya mendapat pendarahan ringan sesekali, mungkin itu bukan apa-apa. "Aturan dasarnya adalah, jika tidak ada rasa sakit, tidak terjadi terus-menerus dan tidak berat, rasanya tidak ada yang perlu Anda khawatirkan," kata Abdur-Rahman.

Tapi jika Anda masih cemas, tentu akan baik sekali jika Anda menghubungi dokter untuk memastikan apa yang sesungguhnya terjadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber SELF
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com