Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/11/2016, 17:05 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mata adalah salah satu bagian yang bisa menjadi korban dari komplikasi diabetes. Tingginya gula darah bisa berakibat pada kerusakan retina mata atau disebut retinopati diabetik. Meski tidak menyebabkan kematian, komplikasi pada mata akan mengganggu penglihatan sehingga menurunkan kualitas hidup.

"Diabetes menyerang pembuluh darah di tubuh, termasuk pembuluh darah kecil di mata," ujar dokter spesialis mata Mario Hutapea dalam seminar Eyes on Diabetes di Jakarta, Senin (14/11/2016).

Pasien yang terkena retinopati diabetik tak tertutup kemungkinan akan kehilangan penglihatannya. Untuk menyelamatkan mata dari komplikasi diabetes, yang harus dilakukan adalah dengan mengontrol kadar gula darah.

Gula darah yang tidak terkontrol akan memperburuk penyakit diabetes itu sendiri dan memudahkan terjadinya komplikasi.

Dokter spesialis penyakit dalam Olivia Cicilia Walewangko menuturkan, kontrol gula darah dilakukan dengan menjaga pola makan dan gaya hidup sehat. Selain itu, harus rutin cek gula darah.

Tak hanya gula darah puasa atau sewaktu, tetapi juga gambaran gula darah selama 3 bulan atau pemeriksaan HbA1c.

Menjaga gula darah tetap stabil tak hanya dapat menyelamatkan mata, tetapi juga mencegah munculnya komplikasi pada organ lain, seperti jantung dan ginjal.

Pemeriksaan mata secara rutin juga harus dikakukan pasien diabetes, setidaknya satu tahun sekali. Jangan tunggu gejala kerusakan mata muncul.

Dokter spesialis mata Gitalisa Andayani mengatakan, awal terkena retinopati diabetik, penglihatan pasien biasanya masih normal. Namun, saat diperiksa dengan alat, sudah bisa terlihat kerusakan pada retina mata.

"Jadi, walaupun belum ada gangguan mata harus periksa mata," kata Gita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Ilmuwan Cari Tahu Usia Lumba-lumba Lewat Kotoran

Ilmuwan Cari Tahu Usia Lumba-lumba Lewat Kotoran

Oh Begitu
5 Penyakit yang Menular dari Hewan ke Manusia

5 Penyakit yang Menular dari Hewan ke Manusia

Oh Begitu
Seberapa Bahaya Turbulensi Pesawat Terbang?

Seberapa Bahaya Turbulensi Pesawat Terbang?

Oh Begitu
Bagaimana Bahasa Berkembang?

Bagaimana Bahasa Berkembang?

Fenomena
Obat Penumbuh Gigi Segera Diuji pada Manusia

Obat Penumbuh Gigi Segera Diuji pada Manusia

Fenomena
Apakah Aturan Sebelum 5 Detik itu Benar? Sains Punya Jawabannya

Apakah Aturan Sebelum 5 Detik itu Benar? Sains Punya Jawabannya

Oh Begitu
Perubahan Iklim Terbukti Ganggu Kesehatan Saraf

Perubahan Iklim Terbukti Ganggu Kesehatan Saraf

Fenomena
Bagaimana Manusia Prasejarah Mengolah Logam?

Bagaimana Manusia Prasejarah Mengolah Logam?

Fenomena
Mengapa Kita Suka Bernyanyi di Kamar Mandi?

Mengapa Kita Suka Bernyanyi di Kamar Mandi?

Kita
Bisakah Evolusi Menghadirkan Kembali Dinosaurus?

Bisakah Evolusi Menghadirkan Kembali Dinosaurus?

Oh Begitu
Mengapa Beberapa Orang Bersikap Jahat di Internet? Psikologi Jelaskan

Mengapa Beberapa Orang Bersikap Jahat di Internet? Psikologi Jelaskan

Kita
Platipus Tidak Punya Perut, Kenapa Begitu?

Platipus Tidak Punya Perut, Kenapa Begitu?

Oh Begitu
Hewan Apa yang Tercepat di Lautan?

Hewan Apa yang Tercepat di Lautan?

Oh Begitu
Speculoos-3b, Planet Seukuran Bumi yang Waktu Orbitnya Hanya 17 Jam

Speculoos-3b, Planet Seukuran Bumi yang Waktu Orbitnya Hanya 17 Jam

Fenomena
5 Alasan Orang Berselingkuh Menurut Sains

5 Alasan Orang Berselingkuh Menurut Sains

Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com