KOMPAS.com - Pusat pencegahan dan pengendalian penyakit di Amerika Serikat (CDC) sedang menyelidiki peningkatan kasus mirip polio yang menyerang anak-anak.
Penyakit yang disebut dengan Acute Flaccid Myelitis (AFM) itu menyerang sistem saraf dan menyebabkan 89 anak di 33 negara bagian sakit sepanjang tahun ini. Dokter belum mengetahui apa penyebabnya.
AFM akan memengaruhi tonus otot dan terkadang memicu kelumpuhan. Gejalanya antara lain mendadak tungkai lemah, kehilangan kekuatan otot dan refleks berkurang.
Gejala lain penyakit AFM ini termasuk kelopak mata turun, bicara cadel, dan kesulitan menelan. Pada kasus tertentu, ada spektrum yang luas pada kelemahan otot, mulai dari yang ringan seperti satu tungkai saja sampai tungkai atas dan bawah, serta kehilangan kemampuan bernapas.
AFM diduga dipicu oleh virus flu biasa. Ini berarti anak mungkin mulai mengalami gejala demam dan gangguan pernapasan lalu berkembang menjadi kelemahan otot dan gejala lain yang terkait AFM. Karena gejala awalnya yang ringan, orangtua sering terlambat membawa anak ke dokter.
"Memang anak yang mengalami gejala flu hanya perlu istirahat di rumah dan cukup cairan, tapi orangtua harus langsung membawa anak ke rumah sakit jika muncul gejala awal kelemahan otot," kata Dr.Kevin Messacar, dokter anak ahli penyakit infeksi.
Ia mengatakan, jika terlambat dokter akan kesulitan mendeteksi virusnya. "Semakin awal pasien dites, makin besar kemungkinan dokter menemukan virus yang memicu infeksinya," katanya.
Hasil isolasi kuman dari cairan sumsum pasien diketahui beberapa virus dan kuman yang memicunya AFM, mulai dari west nile virus, virus encephalitis jepang, virus yang menyebabkan polio dan flu, pneumonia, serta gastroenteritis.
Pengobatan juga belum terstandar karena pemicunya tidak jelas. Ada dokter yang memberikan kortikosteroid, obat antivirus dan terapi immunoglobulin, namun tidak ada yang efektif.
Cara terbaik untuk mencegah kejadian AFM adalah mencegah virus secara umum. Ini berarti anak dilindungi dengan vaksin, termasuk polio. Mencuci tangan dengan sabun setelah menggunakan toilet, sebelum menyentuh makanan, dan melakukan kontak dengan orang yang sakit.