KOMPAS.com - Tepat pada perayaan Sumpah Pemuda,Jumat (28/10/2016), Indonesia meluncurkan Ekspedisi Menembus Langit.
Kegiatan pengiriman pesawat tanpa awak (unmanned aerial vehicle/UAV) AiX1 ke lapisan stratosfer itu berhasil mengumpulkan kembali semangat kaum muda.
Tidak kurang 18 entitas kelompok serta 95 orang individu terlibat menyumbangkan pikiran, tenaga, waktu, dan biaya untuk proyek inisiatef riset terbuka secara kolaboratif tersebut.
Peluncuran UAV AiX1 tersebut dilakukan di Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer LAPAN, Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat pada pukul 06.20 WIB.
Adapun pusat control (command center) berada di Gedung Cyber 1 Internet Data Center (IDC), Jakarta.
Keberhasilan kolaborasi banyak entitas tersebut menunjukkan bahwa Indonesia mampu membuat pencapaian dalam waktu relatif singkat.
Dian Rusdiana Hakim, inisiator Ekspedisi Menembus Langit menyebutkan, hal tersebut sekaligus juga membuktikan potensi bagi pencapaian-pencapaian di bidang-bidang lain.
Ekspedisi yang direncanakan menembus batas ketinggiaan 30 kilometer tersebut hanya berhasil sampai ketinggian 10 kilometer, sebelum UAV AiX1 kembali ke titik peluncuran.
Pada ketinggian tersebut, UAV AiX1 terburu melepaskan diri dari balon cuaca yang seharusnya membawa wahana ke ketinggian sekitar 30 kilometer.
Azhar T. Pangesti, Direktur Program Menembus Langit menyebutkan, hal itu terjadi karena UAV AiX1 “menyangka” tengah terjadi semacam gaya vertikal ke bawah yang dianggap cukup signifikan untuk melakukan prosedur melepaskan diri dari balon cuaca tatkala kondisinya dianggap terlalu berisiko (fail safe).
Untuk peluncuran sebelumnya, batasan atau parameter terkait hal tersebut yang dapat memicu prosedur pelepasan otomatis UAV AiX1 dari balon cuaca (fail safe) akan relatif diperlonggar.
“Kita akan segera melakukan peluncuran lagi, rencananya besok (Sabtu, 29 Oktober 2016),” kata Azhar.
Ekspedisi Menembus Langit dilakukan dengan mengirim UAV AiX1 dengan kemampuan HALE (High Altitude Long Endurance) menggunakan balon cuaca. Selanjutnya UAV AiX1 melepaskan diri dan terbang di lapisan stratosfer untuk mengumpulkan sejumlah data meteorologi.
Fase uji terbang (trial flight) ekspedisi tersebut telah dilakukan pada 27 Agustus 2016 lalu di Area Pelatihan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Indonesia (LAPAN), Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat.
Data riset ekspedisi tersebut bakal dipublikasikan secara terbuka, terkait bidang meteorologi dan teknologi aeronautika atau kedirgantaraan, dengan tujuan untuk mengembangkan riset-riset serupa oleh sejumlah pihak lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.