Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Prosedur Transplantasi Rahim Selalu Gagal?

Kompas.com - 10/10/2016, 13:35 WIB
Dian Maharani

Penulis

KOMPAS.com -Infeksi pada rahim, wanita yang terlahir tanpa rahim, atau pun tidak memiliki rahim karena harus diangkat akibat penyakit tertentu, merupakan kondisi yang bisa membuat impian seorang wanita memiliki anak kandung pupus. Kondisi itu dicoba ditangani oleh para ilmuwan dengan melakukan transplantasi rahim.

Transplantasi rahim pada dasarnya sama seperti cangkok organ lainnya, dokter akan mencangkokkan rahim dari donor pada wanita yang membutuhkan. Meski beberapa kali percobaan sudah dilakukan dan menumbuhkan harapan, tetapi banyak yang berakhir dengan kegagalan.

Dari empat transplantasi rahim di Amerika Serikat, hanya satu yang berhasil. Dokter di rumah sakit tersebut pun mengungkap berbagai kendala atau kesulitan dalam transplantasi rahim.

Pada kasus transplantasi rahim di Baylor University Medical Center di Dallas, operasi dilakukan terhadap para wanita yang lahir tanpa rahim. Mereka kemudian mendapat donor hidup yang rela menyumbangkan rahimnya.

Setelah operasi selesai, organ rahim ternyata tidak mendapat aliran darah yang baik. Rahim dari donor yang sudah ditanam pun terpaksa harus diangkat kembali.

Lain lagi dengan transplantasi rahim di kinik Cleveland yang mendapat donor dari orang yang sudah meninggal. Kegagalan transplantasi rahim terjadi karena muncul infeksi jamur yang menyebabkan berbagai komplikasi. Rahim yang telah dicangkok di wanita tersebut pun kembali diangkat.

Transplantasi rahim memang perlu persiapan khusus sebelum maupun setelah operasi. Misalnya saja, dokter harus memastikan ketebalan pembuluh darah rahim. Transplantasi ini dinilai sangat kompleks dibanding transplantasi organ lainnya.

"Rahim terletak jauh di dalam pelvis sehingga sulit untuk mengakses," kata Dr. Andreas Tzakis yang memimpin operasi transplantasi rahim di Klinik Cleveland.

Penyebab gagalnya transplantasi rahim secara umum juga sama dengan transplantasi organ lainnya, yaitu terjadi penolakan dari tubuh. Mulai dari masalah infeksi organ, gangguan suplai darah ke organ baru, hingga ketika sistem kekebalan tubuh pasien menyerang organ itu sendiri.

Di dunia, tercatat sudah dilakukan 16 transplantasi rahim, delapan diantaranya gagal. Jika berhasil, wanita yang tidak punya rahim dapat hamil dan melahirkan seperti wanita normal pada umumnya.

Menurut dokter bedah dari University of Nebraska Medical Center (UNMC), Dr Alexander Maskin, transplantasi rahim adalah metode operasi yang masih sangat baru di dunia medis. Butuh waktu lama untuk terus menyempurnakan hasil operasi.

Maskin mencontohkan, transplantasi ginjal membutuhkan operasi selama 6-10 jam pada tiga dekade lalu. Tapi kini, dapat diselesaikan hanya dalam waktu 1 jam 30 menit saja.

Seiring berkembangnya ilmu kedokteran dan banyak ahli yang bisa mengerjakannya, transplantasi rahim pun pasti akan lebih mudah dilakukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com