KOMPAS.com - Tiga ilmuwan yang lahir di Inggris diganjar penghargaan nobel berkat gagasan dan hasil risetnya yang revolusioner.
Tahun 1980-an, saat masih berusia 20-an, mereka berhasil mengungkap rahasia materi eksotis yang kemudian memicu perkembangan signifikan dalam elektronika dan ilmu material.
Ketiga ilmuwan itu adalah David J. Thouless dari University of Washington, F. Duncan M. Haldane dari Princeton University, dan J. Michael Kosterlitz dari Brown University.
Fokus penelitian ketiganya bukan sesuatu yang mudah dipahami, walaupun anggota Komite Nobel Fisika Thors Hans Hansson sudah berusaha menerangkannya dengan metafora berupa pretzel, pao, dan bagel.
Pada dasarnya, yang dipelajari ketiga ilmuwan hebat itu adalah topologi, cabang matematika yang mempelajari perubahan sifat secara bertahap.
Mereka mempelajari topologi dalam konteks perilaku atom pada materi eksotis yang hanya terdapat pada kondisi yang istimewa, tak seperti wujud gas, cair, dan padat yang akrab dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Materi eksotis itu bisa dijumpai pada kondisi yang ekstrem panas, luar biasa dingin, ataupun sangat tipis. Dalam kondisi itu, materi pun memiliki perilaku yang aneh.
Sebagai contoh, pada lapisan atom yang sangat tipis sehingga bisa dikatakan dua dimensi, akan ada yang disebut superkonduktor, materi yang bisa menghantarkan listrik tanpa hambatan dari penyusun materi itu.
Dalam kondisi biasa misalnya, hanya ada yang disebut konduktor (mudah menghantarkan listrik) dan isolator (bukan penghantar listrik yang baik).
Thouless, Haldane, dan Kosterlitz lewat penelitian fisika teoretis-nya berhasil menguraikan munculnya materi eksotis dan menerangkan perilakunya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.