KOMPAS.com — Apa pun yang masuk ke lubang hitam tak akan hilang, tetapi masuk ke alam semesta yang berbeda.
Setidaknya, itulah yang akan terjadi menurut teori yang dikemukakan Gonzalo Olmo dari Univerity of Valencia dalam publikasinya di jurnal Classical Quantum and Gravity baru-baru ini.
Berdasarkan pandangan Olmo, di pusat lubang hitam terdapat lubang cacing yang bisa menjadi pintu bagi apa pun untuk menuju semesta lain.
Suatu materi yang masuk ke lubang hitam memang akan meregang, mengalami fenomena yang disebut spagetifikasi. Namun, begitu keluar di alam semesta lain, materi itu akan kembali seperti semula.
Untuk menguji pandangannya, Olmo melakukan eksperimen dengan struktur geometri mirip kristal lapisan graphene yang dianggap menyerupai kondisi di lubang hitam.
Mengapa menggunakan struktur geometri? Sebab, menurut Olmo, lubang hitam sebenarnya adalah ketidaksempurnaan struktur geometri ruang dan waktu.
"Seperti kristal yang punya ketidaksempurnaan struktur geometri, pusat lubang hitam bisa dianggap sebagai anomali ruang dan waktu yang membutuhkan unsur geometri baru untuk mendeskripsikan dengan tepat," urai Olmo.
Diberitakan Daily Mail, 5 Agustus 2016 lalu, Olmo dengan pendekatannya menemukan titik pusat dalam struktur geometrinya.
Titik pusat itulah yang kemudian dianggap merepresentasikan lubang cacing, pintu rahasia untuk masuk ke alam semesta lain.
Berdasarkan persamaan yang dirumuskan Olmo, lubang cacing di pusat lubang itu ukurannya lebih kecil dari inti atom. Namun, begitu muatan listrik bertambah, ukurannya bisa membesar.
Mungkinkah manusia masuk ke alam semesta lewat lubang cacing di lubang hitam itu? Sayangnya, menurut Olmo, tidak mungkin manusia sintas setelah mengalami spagetifikasi.
Meski demikian, Olmo meyakini bahwa materi tak akan hilang ketika masuk ke lubang hitam. Plus, lubang cacing tak perlu dibangkitkan dengan energi eksotik seperti menurut Albert Einstein, tetapi dengan energi biasa seperti medan listrik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.