Rupanya Inilah yang Sebenarnya Terjadi pada Otak Manusia Saat Tidur

Kompas.com - 24/08/2016, 21:47 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Mengapa manusia menghabiskan sepertiga waktu hidupnya (8 jam per hari) untuk tidur? Apakah kita makhluk malas?

Christoph Nissen, psikiatri dari Universitas Freiburg di Jerman mengungkap bahwa tidur bukan sekadar istirahat dan bukan membuang waktu.

Menurut risetnya yang dipublikasikan di Nature Communication pada Selasa (23/8/2016), tidur memberi kesempatan pada otak untuk menata dan mengendapkan memori serta mencegah kejenuhan sinyal.

"Studi ini menunjukkan pada kita bahwa tidur adalah aktivitas otak yang sangat aktif dan bukan buang-buang waktu. Tidur dibutuhkan untuk mendukung fungsi otak yang baik," jelas Nissen.

Hasil penelitian Nissen megonfirmasi hipotesis homeostatis sinapsis yang dikemukakan oleh profesor kedokteran dan tidur dari University of Wisconsin-Madison, Giulio Tononi, pada tahun 2003.

Menurut hipotesis tersebut, saat terbangun, jaringan saraf otak manusia penuh dengan informasi yang harus diproses.

Proses tersebut membuat otak jenuh sinyal. Tidur membantu otak manusia mengendapkan informasi dan menata diri sehingga siap digunakan lagi keesokan harinya.

Tidur seperti me-reset otak. Semalam saja manusia bergadang dan kurang tidur, otak akan jenuh sinyal dan kurang siap menerima dan mengirim informasi baru.

Hasilnya, bergadang akan membuat manusia kurang konsentrasi, sulit memberikan reaksi dengan cepat, serta sulit menyimpan memori baru.

Diberitakan The Guardian, Selasa (23/8/2016), Nissen memperoleh kesimpulannya tentang manfaat tidur bagi otak dengan meneliti respon 11 laki-laki dan 11 perempuan berusia 19-25 tahun setelah tidur cukup maupun bergadang.

Nissen mengungkap bahwa setelah bergadang, obyek riset punya sinyal saraf lebih rendah untuk menggerakkan otot serta respon neuron yang juga lebih rendah, tanda kesulitan menyimpan memori.

Hasil riset ini membuka peluang baru untuk mengatasi depresi. Alih-alih diatasi dengan anti-depreasan, depresi bisa disembuhkan dengan tidur.

Menanggapi temuan ini, Tononi mengungkapkan bahwa studi ini "elegan dan kuat" serta mengonfirmasi pandangan yang selama ini hanya bisa dibuktikan pada hewan.

Dia pun menegaskan, "Tidur itu penting. Salah satu alasannya adalah memungkinkan otak mempelajari hal baru sekaligus menyimpan dan menata memori yang ada."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau