Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikan Langka Temuan Polisi di Minahasa Bisa Jadi Hiu Jenis Baru

Kompas.com - 08/08/2016, 22:11 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Penemuan ikan langka di Minahasa oleh seorang anggota Polsek Urban Wanea, Jefrry Nggala, ditanggapi serius oleh perguruan tinggi dan lembaga penelitian.

Peneliti hiu dari Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Fahmi, mengatakan bahwa ikan yang ditemukan di Pantai Kalasey, Minahasa, pada Minggu (7/8/2016) itu layak dikaji.

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Nggala menemukan ikan berperangai aneh tersebut dalam kondisi sudah mati. Diduga, kematian itu terjadi tak lama sebelum ikan ditemukan.

"Waktu saya temukan, matanya berwarna ungu," kata Nggala.

Menyadari keanehan karakteristik ikan itu, Nggala lantas memotret, mengunggah foto jepretannya ke Facebook, dan mencari informasi tentangnya di internet.

Hasil googling-nya menunjukkan bahwa ikan berukuran sekitar 60 cm itu merupakan Oxynotus brunensis yang statusnya sudah hampir punah.

Fahmi yang dihubungi Kompas.com, Senin (8/8/2016), mengonfirmasi bahwa ikan tersebut memang jenis hiu berduri yang kini kian langka.

"Ini merupakan temuan baru. Jenis seperti ini biasanya ada di temperate zone (daerah beriklim sedang)," jelas Fahmi.

Fahmi mengontak rekan peneliti dari Australia dan Selandia Baru. "Mereka heran jenis seperti itu ada di perairan Indonesia," katanya.

Penemuan ikan berbadan coklat di perairan Minahasa itu dapat diartikan sebagai "rekaman baru" genus Oxynotus di Indonesia.

Namun, dapat pula lebih dari rekaman baru. "Bisa jadi new species kalau ternyata berbeda dari jenis yang sudah ada," jelasnya.

Fahmi berharap, spesimen ikan yang mempunyai karakteristik punggung besar dan berduri tersebut tidak dibuang karena bisa menjadi bahan penelitian berharga.

Sementara itu, N Gustaf M Mamangkey, peneliti kelautan dari Universitas Sam Ratulangi, mengatakan bahwa pihaknya telah mengamankan spesimen ikan itu.

"Saat ini, spesimen sementara diinapkan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi, dan direncanakan akan dilakukan 'otopsi' oleh tim pakar Unsrat dan kerabat pakar dalam waktu dekat," katanya.

"Mengapa dia ditemukan terdampar di perairan Sulawesi Utara, mari kita tunggu jawabannya sama-sama," imbuhnya lewat Facebook, Senin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com