Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/08/2016, 14:00 WIB
Kompasianer Dokter Andri Psikiater

Penulis

Praktik saya sehari-hari sebagai seorang psikiater, khususnya banyak menangani kasus gangguan psikosomatik, membuat saya lebih banyak berhadapan dengan pasien yang mengeluh gangguan fisik.

Pasien saya biasanya tidak menyadari dari awal mengapa hal itu bisa terjadi. Beberapa di antaranya malah tidak merasa stres dan bingung ketika disarankan ke psikiater. Hal ini bukan hanya terjadi pada satu dua pasien, tetapi banyak pasien. Apakah benar tidak stres, kok bisa alami gangguan psikosomatik?

Salah satu yang sering dilupakan oleh kita dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya adalah bagaimana kita menjaga pola hidup sehat. Kondisi ini tentunya mempengaruhi kesehatan fisik kita yang mungkin pada tahap awal tidak kita rasakan dampaknya.

Saya mencatat beberapa contoh pola hidup tidak sehat yang sering kali kita lakukan, bahkan tanpa menyadari bahwa itu adalah pola hidup yang tidak sehat.

1. Kurang tidur
Banyak dari kita yang sering menyepelekan tidur. Ada yang hanya tidur 4-5 jam sehari, ada juga yang tidur terlalu larut sampai baru tidur setelah lewat tengah malam.

Hal ini tentunya akan mempengaruhi kesehatan fisik, baik langsung maupun tidak langsung. Selain kesehatan fisik, kurang tidur akan mempengaruhi kesehatan jiwa terutama berhubungan dengan konsentrasi, memori, dan kestabilan emosional.

Dalam praktik sehari-hari, saya melihat bahkan masalah tidur sudah dimulai dari pola tidur yang salah sejak masa sekolah dan mahasiswa. Tidur sampai larut malam dan bangun terlalu siang jadi masalah yang sering dialami. Ingat, tidur bukan hanya jumlahnya, tetapi juga kualitasnya.

Sebaiknya tidur sebelum pukul 12 malam dan bisa mendapatkan tidur berkualitas paling sedikit 6,5 jam setiap harinya dan tidak lebih dari 9 jam.

2. Minum alkohol
Banyak ternyata di antara kita memandang alkohol sesuatu yang biasa. Terlalu banyak mengonsumsi alkohol bukan hal yang baik untuk kesehatan. Selain memperberat kerja hati, orang dengan ketergantungan alkohol juga akan mempengaruhi kesehatan jiwanya.

Banyak di antara kita minum alkohol secara rutin, bahkan untuk membantu tidur. Mungkin sepertinya membantu, tetapi sebenarnya menggunakan alkohol untuk membantu tidur sangat tidak disarankan karena nantinya malah membuat masalah tidur itu sendiri.

Sama halnya dengan pasien yang merasa dengan menggunakan alkohol dia menjadi lebih relaks dan mengurangi cemasnya. Sayangnya, efek ini hanya saat alkohol masih berefek di otak, setelah tidak lagi ada efeknya, kecemasannya bisa berkali-lipat daripada sebelumnya.

3. Menggunakan obat terlarang jenis stimulan
Walaupun dilarang oleh hukum di Indonesia seperti juga di banyak negara, narkoba jenis stimulan seperti sabu, ekstasi, dan kokain bisa didapatkan di Indonesia. Bahkan, di klub-klub malam tempat dugem biasa sekali kita temukan barang ini.

Stimulan dianggap bisa menambah keceriaan dan kegembiraan saat berpesta. Selain itu, banyak juga yang menggunakan stimulan untuk bekerja dan aktivitas seksual seperti pada sabu dan kokain.

Sayangnya, banyak orang yang beranggapan bahwa menggunakan obat ini sekali-kali tidak masalah yang penting tidak sering. Padahal, ketergantungan terhadap narkoba jenis ini sangat tinggi dan pengaruh jangka panjangnya sangat buruk. Banyak pasien gangguan cemas dan depresi yang saya temui dan agak sulit baik dari kondisi gangguan cemas dan depresinya karena riwayat penggunaan narkoba stimulan di masa lampau.

 Hal ini disebabkan karena narkoba jenis ini memengaruhi bagian otak yang sama untuk pusat kecemasan dan pengaturan emosi manusia, yaitu di sistem monoamine.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com