Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspedisi LIPI Akan Ungkap Misteri Perairan Sumba

Kompas.com - 02/08/2016, 15:08 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merancang ekspedisi laut ke Sumba pada 4 - 14 Agustus 2016.

Ekspedisi Widya Nusantara (EWIN) 2016, demikian disebut, akan menyingkap misteri perairan Sumba, mulai arus, kekayaan hayatinya, hingga kualitas lingkungannya.

Sejumlah 23 peneliti, mulai dari pakar fisika kelautan hingga padang lamun, akan berangkat lusa dengan kapal riset Baruna Jaya VIII.

Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Dirhamsyah, mengatakan, riset ini adalah salah satu bentuk komitmen LIPI pada riset kelautan.

"Widya Nusantara fokus pada daerah perbatasan," kata Dirhamsyah.

Riset di wilayah perbatasan secara sains maupun politik, membuktikan bahwa Indonesia memang mengelola wilayah tersebut.

Dirmahsyah mengatakan, salah satu sebab jatuhnya Sipadan dan Ligitan ke tangan Malaysia adalah minimnya perhatian Indonesia pada wilayah itu.

Perairan Sumba dipilih karena belum banyak diteliti.

"Jarak Sumba sebenarnya tidak terlaku jauh tetapi ternyata kita belum punya banyak data. Padahal ini penting karena Sumba langsung berbatasan dengan perairan internasional," jelasnya.

Koordinator EWIN 2016, Udhi Eko Hernawan, mengatakan, ekspedisi akan mengungkap tentang Arus Lintas Indonesia (Arlindo - arus dari Pasifik ke Hindia) di bagian selatan.

EWIN beberapa tahun sebelumnya meneliti tentang arlindo di bagian utara.

"Perairan Sumba ini penting karena merupakan pintu keluar arlindo," katanya dalam konferensi pers pelepasan tim ekspedisi di Jakarta, Selasa (2/8/2016).

Selain itu, EWIN juga akan mengungkap keragaman hayati di lautan Sumba.

Sumba merupakan wilayah di timur garis imaginer Wallacea. Dipahami bahwa keragaman hayati di wilayah daratan timur dan barat garis Wallacea berbeda.

Lewat ekspedisi Sumba, peneliti LIPI akan melihat keragaman teripang, ikan, lamun, dan lainnya untuk mengetahui apakah perbedaan tersebut juga terlihat pada biota laut.

"Kita juga akan meneliti geologi Sumba," katanya.

EWIN 2016 menyita dana Rp 3,2 miliar di mana biaya terbesar adalah untuk operasional kapal. Riset akan dilakukan pada kedalaman 500 - 3000 meter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com