KOMPAS.com - Studi yang dilakukan oleh sejumlah lembaga konservasi mengungkap, harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) sudah tidak terdeteksi di sejumlah kantung habitat.
"Hasil studi terbaru selama 5 tahun terakhir menyatakan bahwa di 6 dari 33 kantung habitat harimau, keberadaan harimau sudah tidak terdeteksi lagi," jelas Yoan Dinata, Ketua Forum Harimau Kita, Jumat (29/7/2016).
Enam kantung habitat di mana harimau sumatera tak terdeteksi itu adalah Tanah Karo, Parmonangan, Maninjau, Buki Kaba, Bukit Betabuh - Bukit Soa, dan Asahan.
"Penyebab menurunnya populasi harimau sumatera adalah hilangnya habitat dan aktivitas perburuan harimau beserta hewan mangsanya untuk diperdagangkan," lanjut Yoan.
Di enam kantung habitat yang kini tak memiliki harimau mengalami permasalahan kompleks. Yoan menuturkan, selain aktivitas perambahan, kantung habitat itu juga rusak oleh maraknya perkebunan.
Dengan semakin tingginya ancaman pada harimau Sumatera, Yoan menyerukan pentingnya perlindungan habitat dan harimau sumatera itu sendiri.
Pada satwanya, Yoan menyerukan revisi UU no 5/1990 tentang konservasi sumber daya alam dan ekosistem. Tujuannya, memperberat hukuman pada pelaku perdagangan satwa.
Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, 58 harimau sumatera diperdagangkan. Sementara, hanya pada satu kasus pelakunya dihukum maksimal.
Di sejumlah wilayah prioritas, patroli pemantauan harimau sumatera telah diperkuat. Misalnya dengan aplikasi Smart-Patrol untuk menjamin akurasi data dan mempermudah komunikasi hasil patroli. "Langkah itu perlu dioptimalkan," katanya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.