Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Leonardo DiCaprio: Ada Ancaman Mendesak untuk Semua Spesies di Bumi!

Kompas.com - 26/07/2016, 10:30 WIB
Adhis Anggiany Putri S

Penulis


KOMPAS.com"Pembuatan (film) The Revenant adalah tentang hubungan manusia dengan alam pada 2015, tahun paling panas dalam sejarah dunia."

Kalimat panjang di atas datang dari aktor Hollywood Leonardo DiCaprio di panggung Academy Awards ke-88 di Dolby Theatre, Los Angeles, AS, Minggu (28/2/2016) malam waktu setempat.

Setelah 22 tahun berkarier di industri film, DiCaprio akhirnya meraih piala Oscar berkat aktingnya di The Revenant. Namun, momen kebahagiaan tak ia hiasi dengan menangis haru atau ucapan pidato terima kasih yang terlalu panjang.

Alih-alih, DiCaprio mengungkapkan kepedulian terhadap perubahan iklim yang menurut dia kian nyata. Pengalaman saat pembuatan film The Revenant jadi rujukan tambahannya untuk fenomena pemanasan global.

Film tersebut mengambil latar tempat bersalju. Saat pembuatan, saking sulitnya mendapatkan lokasi dengan salju tebal, para kru harus menempuh perjalanan sampai ke ujung selatan bumi untuk pengambilan gambar.

"(Pemanasan global) ini merupakan ancaman mendesak bagi seluruh spesies di muka bumi dan kita harus sama-sama menghentikannya," ucap DiCaprio.

Bukan omong kosong belaka, suhu bumi diperkirakan akan terus menanjak, tak terkecuali di Indonesia. Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) memprediksi, rata-rata suhu di sini pada 2100 mencapai 40 derajat Celsius.

NASA GISS Ilustrasi catatan suhu panas bumi pada Juli 2015 menurut pantauan NASA

Perkiraan tersebut bisa benar-benar jadi kenyataan bila tidak ada upaya menekan jumlah emisi gas karbon dioksida. Ozon akan makin menipis, suhu bumi naik, dan kemarau makin panjang. Indonesia yang dulu hijau bisa jadi kering kerontang.

Saat itu, menurut NASA, kemarau akan mencapai puncaknya mulai Juni sampai Oktober. Sangat mungkin, temperatur selama beberapa waktu di lokasi tertentu akan mencapai lebih dari 40 derajat Celsius.

Upaya mengantisipasi pemanasan global pun sebenarnya tak perlu menunggu program pemerintah. Kita juga bisa melakukan aksi mencegah atau setidaknya memperlambat proses pemanasan bumi.

Bagaimana caranya?

Hemat energi

Pembakaran energi, tanpa disadari, jadi penyebab utama kenaikan emisi gas. Asap knalpot, pabrik, dan produksi rumah tangga adalah "biang kerok"-nya. Wajar, pencarian energi ramah lingkungan terus digalakkan.

Namun, masa kita harus menunggu sampai energi ideal itu ditemukan? Mulai sekarang, lebih baik penggunaan energi sehari-hari diminimalkan.

Pertama, lengkapi rumah dengan peralatan elektronik hemat energi, Kalau bisa, pilih yang juga ramah lingkungan. Misalnya, lampu rumah diganti dengan jenis LED agar tak memakan listrik terlalu banyak.

Peralatan elektrik lain juga bisa diganti. Terlebih lagi, kini mulai bertebaran produk yang memakai energi lebih efisien, termasuk air conditioner (AC).

Di kota-kota besar Indonesia, banyak rumah sudah terpasang AC. Wajar, udara memang memanas, terutama pada siang hari.

Masalahnya, kebanyakan AC boros listrik. Selain itu, refrigerant atau kerap disebut freon—zat pendingin pada AC—juga merusak lapisan ozon.

Tenang, bukan berarti Anda wajib mengganti AC dengan kipas angin. Paling penting, AC rumah harus hemat energi. Sebaiknya, gunakan AC berteknologi inverter yang tak memakan banyak daya seperti AC konvensional.

Teknologi inverter memungkinkan kompresor AC mengatur suhu ruangan tanpa perlu bolak-balik mematikan dan menyalakan AC saat suhu tak sesuai.

THINKSTOCKPHOTOS AC konvensional mempunyai jarak suhu yang cukup ekstrem. Kadang terlalu dingin, kadang masih membuat gerah.

Ketika suhu naik, kompresor AC berteknologi inverter bekerja lebih cepat menurunkan suhu. Saat temperatur udara kembali stabil, kompresor melambatkan kerjanya.

(Baca: AC Inverter Lebih Hemat Listrik, Kok Bisa?)

Pemakaian daya AC inverter juga lebih rendah dibanding AC konvensional. Penggunaan listrik AC inverter Daikin STKC25NV, misalnya, rata-rata 50 persen lebih rendah dari AC biasa.

Hitung punya hitung, biaya listrik rumah juga bisa ditekan hingga 50 persen. Selain hemat listrik, biaya juga berkurang!

(Baca: Catat… Biar Tak Ngeri Lihat Tagihan Listrik Cuma Gara-Gara AC)

Sebagai tambahan, AC inverter keluaran Daikin juga sudah menggunakan refrigerant jenis R32 yang lebih ramah lingkungan dibanding pendahulunya, R410A.

Menurut laporan Intergovernmental Panel on Climat Change (IPCC) tahun 2007, refrigerant jenis R32 punya potensi penipisan ozon (ODP) di angka nol. Potensi pemanasan global (GWP) dalam 100 tahun ke depan juga hanya 675, lebih rendah 1.415 poin dibanding R410A.

Nah, siap ikut "menyelamatkan" bumi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com