Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/07/2016, 08:02 WIB
Anne Anggraeni Fathana

Penulis


KOMPAS.com
- Diabetes Week di Inggris mendapati, setiap pekan jumlah penderita diabetes di negara ini bertambah 4.500 orang. Kesalahpahaman soal penyakit ini diduga jadi pemicunya.‎

"Masih banyak kesalahpahaman dalam masyarakat akan gentingnya diabetes dan ini mengkhawatirkan," kata Chris Askew, Ketua Pelaksana Diabetes Inggris, yang dilansir oleh Daily Mail pada Senin (13/6/2016).

Angka tambahan penderita per pekan itu merupakan hasil studi badan amal Diabetes Inggris. Diabetes Week merupakan ‎hari peringatan yang sekaligus menyoroti krisis akan kesadaran masyarakat terhadap bahaya diabetes. Total pengidap diabetes di negara ini mencapai angka 235.000 jiwa sepanjang 2015.

Namun, tak jauh berbeda dengan Inggris, keadaan seperti ini pun terjadi di Tanah Air. Berdasarkan catatan Riset Kesehatan dasar (Riskesdas) pada 2013, sebanyak 9.116.030 jiwa penduduk Indonesia hidup dengan diabetes.

Namun, hanya 30,4 persen dari jumlah tersebut yang terdiagnosis mengidap diabetes. Sementara itu, 69,6 persen lainnya tidak sadar bahwa mereka menderita penyakit ini.

Ketidakpahaman di masyarakat itu pula kemudian ditengarai menghalangi penderita diabetes mendapatkan penanganan medis memadai serta pengobatan yang tepat.

Padahal, diabetes yang tidak dikontrol justru membawa konsekuensi serius, seperti terjadinya kebutaan, amputasi, gagal ginjal, serangan jantung, dan stroke. (Baca juga: Waspada... Diabetes Bisa Jungkir Balikkan Hidup Anda!)

Thinkstock Berdasarkan catatan Riset Kesehatan dasar (Riskesdas) pada 2013, sebanyak 9.116.030 jiwa penduduk Indonesia hidup dengan diabetes.

Edukasi diri sendiri

Menurut Askew, edukasi mengenai diabetes memegang peran penting untuk membuka mata masyarakat mengenai realita penyakit ini. Pasalnya, diabetes bukan penyakit sederhana yang timbul hanya karena konsumsi gula berlebih.

Anda bisa saja merasa sehat tanpa menyadari bahwa kadar gula darah sudah melewati batas wajar. Ingat, kadar gula darah baru dikatakan normal apabila berada di angka 100 mg/dl dan disebut tinggi bila melewati 126 mg/dl.

Bagi penderita diabetes, kesadaran penuh mengenai penyakit ini dapat menyelamatkan nyawa mereka. Meski rawan, diabetes tetap dapat dikontrol dengan perawatan medis dan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat.

Risiko diabetes dan komplikasinya dapat dikurangi pula dengan pemantauan kadar gula darah secara berkala. Jika Anda bukan pengidap diabetes, mengetahui kadar gula darah membantu untuk tetap menjaga kesehatan.

Idealnya, Anda disarankan untuk tes kadar gula darah secara keseluruhan di laboratorium atau rumah sakit. Pengawasan dan analisis dokter dapat menjadi pedoman kesehatan selanjutnya.

Selanjutnya, Anda bisa memantau kadar gula darah sendiri di rumah menggunakan alat uji tes mandiri, seperti OneTouch Ultra 2. Semakin sering memantau kadar gula darah akan lebih baik untuk kesehatan Anda, terutama bagi pengidap diabetes.

Periksa gula darah Anda dua jam sebelum dan setelah makan. Kedua tes ini akan menunjukkan kemampuan pankreas memproduksi insulin dan menetralisir gula darah dalam tubuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com