Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mikroplastik Membunuh Ikan Sebelum Sempat Kawin

Kompas.com - 21/06/2016, 18:10 WIB
Monika Novena

Penulis

KOMPAS.com - Ilmuwan menemukan bahwa mikroplastik mengubah kebiasaan ikan dan mengancam kelangsungan hidupnya.

Dalam perairan yang memiliki konsentrasi mikroplastik tinggi, ikan muda lebih menyukai mengonsumsi mikroplastik dibandingkan dengan makanan alami mereka, plankton.

"Ini pertama kalinya hewan diketahui memilih memakan plastik, ini merisaukan," kata Peter Eklov, ahli ekologi dari Universitas Uppsala di Swedia seperti dikutip The Guardian, kamis (16/6/2016).

Fakta tersebut didapatkan dari hasil penelitian Eklov pada ikan perch.

Eklov mengamati perilaku makan ikan pada lingkungan perairan yang kaya mikroplastik serta tingkat kesintasan telur dan larvanya.

Ternyata, tak hanya perilaku makan yang berubah. Telur ikan yang hidup di lingkungan kaya mikroplastik rata-rata memiliki tingkat menetas lebih rendah. Larva di lingkungan tersebut juga lebih lambat perkembangannya.

Mikroplastik membuat ikan mati sebelum sempat kawin. Ini mengancam kelangsungan hidup dalam jangka panjang.

Mikroplastik merupakan polimer berukuran kecil yang dihasilkan industri modern. Kian hari, jumlah mikroplastik yang  terakumulasi di perairan semakin besar.

Mikroplastik di perairan juga berasal dari sampah plastik yang dihasilkan manusia. Plastik sulit terurai dan akan terbawa ke lautan, terpecah menjadi ukuran yang lebih kecil dan terakumulasi.

Sumber mikroplastik yang lain adalah microbeads yang biasa terdapat pada kosmetik.

Microbeads banyak terdapat pada produk pembersih yang mengandung scrub. Tak cuma ampuh dalam menghilangkan sel kulit mati pada manusia, microbeads juga ampuh mempercepat kematian ikan.

Riset pada perilaku ikan perch pun menemukan bahwa mikroplastik membuat ikan cenderung mengabaikan sinyal kimia yang menghindarkan dari serang predator.

Ikan yang terpapar mikroplastik empat kali lebih rentan dimakan predator.

Mikroplastik sekarang ditemukan dalam jumlah yang besar di hampir seluruh laut di dunia dan semakin sering ditemukan di daerah pantai yang dangkal.

Manusia perlu mengurangi konsumsi plastik agar lingkungan lebih baik. Bila tidak, manusia akan kehilangan ikan yang selama ini menjadi sumber protein lebih cepat.

Hasil studi ini dipublikasikan di jurnal Science, Kamis lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com