Saudara Manusia Kerdil "The Hobbit" dari Flores Ditemukan

Kompas.com - 09/06/2016, 11:43 WIB

KOMPAS.com — Kerabat manusia kerdil dari Flores atau Homo floresiensis ditemukan.

Manusia purba tersebut diperkirakan berasal dari masa 700.000 tahun lalu, diklaim menjadi manusia purba pertama yang menginjakkan kaki di Flores sekaligus manusia purba pertama yang ditemukan di Cekungan Soa.

Manusia purba tersebut merupakan kerabat pertama H floresiensis atau yang biasa disebut "The Hobbit".

"Usianya jauh lebih tua ketimbang Homo floresiensis atau biasa disebut Hobbit di Liang Bua, Flores, yang berusia 100.000 tahun lalu," kata ahli paleontologi vertebrata dari University of Wollongong, Australia, Gert van den Bergh.

Fosil manusia purba itu ditemukan 10 tahun setelah The Hobbit.

Sebagai ahli, Van den Bergh mengatakan bahwa dirinya sedikit putus asa karena harus menunggu lama untuk menemukan kerabat Hobbit ini.

"Lalu, bingo!" katanya.

Diberitakan Nature, Kamis (9/6/2016), saat penggalian pada Oktober 2014 lalu, seorang pekerja ekskavasi menemukan fosil gigi geraham, diikuti dengan gigi seri, gigi taring, dan tulang rahang.

Fosil gigi geraham merupakan milik individu dewasa yang diduga berukuran lebih kecil dari The Hobbit.

Sementara itu, gigi taring diduga milik dua individu anak. Tulang rahang memberi petunjuk bahwa karakteristik manusia purba itu adalah paduan H floresiensis dan H erectus.

Van den Bergh mengatakan, fosil ini memberi sumbangan besar bagi pengetahuan.

Manusia purba dari Mata Menge ini menguatkan teori bahwa Homo floresiensis bukan Homo sapiens yang mengalami kelainan fisik.

"Masih banyak hal yang bisa dan harus terus dikembangkan," kata Van den Bergh seperti dikutip Kompas, Kamis.

"Setelah fosil di bagian kepala, kami ingin melengkapinya sekaligus bagian bawah tubuh untuk menguak beragam fakta sejarah manusia purba ini," katanya.

Berpengetahuan

Fachroel Aziz, profesor paleontologi dari Pusat Survei Geologi (PSG) Bandung, mengatakan, manusia purba berpotensi sudah menguasai ilmu pengetahuan.

"Meski hanya memiliki volume otak kurang dari 1.000 cc atau lebih kecil ketimbang manusia modern (sekitar 1.450 cc), mereka mampu berorganisasi dan melewati beragam rintangan di kawasan tempat tinggal mereka," katanya.

Manusia purba diduga sudah bisa melintasi laut dan pulau dan mengembangkan kemampuan komunikasi yang baik.

Penelitian masih akan terus dilakukan untuk menjawab pertanyaan seperti mulai dari kapan dan kenapa mereka punah, penemuan bagian tubuh lainnya, hingga apa yang mereka lakukan semasa hidup.

Bupati Ngada, Nusa Tenggara Timur, Marianus Sae, mengatakan, penemuan manusia purba dari Meta Menge ini adalah satu sumbangan berharga Ngada untuk Indonesia dan dunia.

"Akan tetapi, kami sangat berharap keberadaannya juga bisa ikut mengangkat kesejahteraan masyarakat Ngada. Hal ini membuat fosil dari masa lalu bisa menghidupi masyarakat masa kini," katanya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau