Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Detak Jantungnya" Terdeteksi, Pluto Dinyatakan Tidak Mati

Kompas.com - 05/06/2016, 12:03 WIB
Monika Novena

Penulis

KOMPAS.com — Pengetahuan manusia tentang Pluto kini bertambah. Benda yang pernah disebut planet terjauh dari Tata Surya itu ternyata tidak dingin dan mati. Planet kerdil itu hidup... secara geologi.

Tahun lalu, wahana antariksa New Horizon melintas dekat Pluto, memotret fitur permukaannya. Fitur yang paling menakjubkan adalah Sputnik Planum, fitur permukaan yang berbentuk jantung, lambang cinta.

Berbeda dengan permukaan Pluto lainnya, Sputnik Planum sangat halus dan bebas dari tumbukan. Area itu juga punya fitur mirip gelembung berbentuk poligonal, berukuran hingga 6 x 24 mil.

Dua makalah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature pada Kamis (2/6/2016) mengungkap asal-usul terciptanya fitur yang diduga termuda di Tata Surya itu.

William B McKinnon dari Washington University, penulis salah satu makalah, mengatakan, "(Sputnik Planum) tidak hanya jantung Pluto, tetapi jantung yang hidup."

"Ada banyak hal yang terjadi. Jika kita kembali 100.000 tahun lagi, maka polanya akan berubah," imbuh McKinnon seperti dikutip Washington Post, Kamis.

Menurut penelitian, fitur poligonal misterius pada Sputnik Planum merupakan gelembung yang naik ke atas permukaan, disebabkan oleh sistem pemanasan di bagian bawahnya.

Seluruh lapisan Sputnik Planum sejatinya merupakan es nitrogen yang dipanaskan secara berlahan secara konveksi oleh elemen radioaktif di dalam Pluto.

Di Pluto, nitrogen padat lebih lunak, bisa mengalir perlahan. Seiring pemanasan dari dalam Pluto, nitrogen menjadi hangat, dan sebagian naik ke permukaan, seolah-olah lava gunung berapi.

Seiring waktu, gelembung tersebut mendingin dan tenggelam lagi, meninggalkan ruangan bagi gelembung baru untuk naik dan mengambil tempat.

Gelembung-gelembung nitrogen itu bisa menggabungkan diri satu sama lain sebelum tenggelam, menciptakan garis-garis yang kompleks.

Ilmuwan percaya, gelembung tersebut memperbarui dirinya setiap 500.000 hingga 1 juta tahun. Ini terkesan lama bagi manusia, tetapi secara geologi tergolong singkat, apalagi di dunia yang jauh dari Matahari.

"Di sini kita menemukan bukti bahwa planet dingin berjarak miliaran mil jauhnya dari Bumi, ada energi untuk aktivitas geologi, selama memiliki materail yang tepat, artinya sesuatu selembut nitrogen," urai McKinnon.

Proses pemanasan nitrogen itu pulalah yang menjadi rahasia halusnya jantung Pluto. Nitrogen yang naik ke permukaan seiring waktu menghapus jejak tumbukan yang mungkin ada di permukaan Sputnik Planum.

Pimpinan Investigasi New Horizon, Alan Stern, mengatakan, "Sputnik Planum merupakan penemuan geologi yang luar biasa dalam eksplorasi planet selama 50 tahun ini."


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com