Rekaman CCTV yang dianalisis dengan software facial recognition dan software analisis sikap tubuh, misalnya, bisa membantu penyidik untuk memastikan jati diri buronan yang dicari.
Anda mungkin mempertanyakan tentang suara, kata-kata, dan gaya bicara. Ekspresi wajah ataupun sikap tubuh perlu mempertimbangkan konteks percakapan dalam momen terkait. Anda tidak keliru bila memang sedang menganalisis verbal, baik dalam lingkup memahami makna tersirat sebuah percakapan ataupun memvalidasi jujur atau bohongnya seseorang dalam percakapan.
Di dunia barat sana, khususnya yang berbasis bahasa Inggris sebagai bahasa ibu, ada sebuah profesi yang tengah saya pelajari lebih dalam. Profesi ini disebut Forensic Lips Reader atau Forensic Speech Reader. Ahli di bidang ini adalah seseorang yang bisa menerjemahkan gerakan bibir seseorang sekalipun tidak mendengarkan suara/ kata-kata/ gaya bicara orang tersebut.
Bila CCTV belum bisa merekam percakapan dalam jarak jauh, software Forensic Lips Reader ini bisa menerjemahkan isi dialog seseorang, bila dipadukan dengan software Facial Recognition dan Facial Expression yang saya ceritakan di atas.
Canggih bukan? Anda masih mempertanyakan validitas?
Secara keilmuan, kebanyakan teknik analisis verbal dan non-verbal ini telah bertahun-tahun dibuktikan secara ilmiah dan diakui di dalam dunia psikologi, kriminologi, neurologi, hingga dunia penegakan hukum.
Tentu seiring zaman, teknologi ini bakal makin canggih dan makin mendekati kesempurnaan alias minus error dalam menganalisa manusia. Mirip film Eagle Eye atau Minority Report atau film sejenis lainnya.
Ya memang. Dunia sedang menuju "film" itu. Tantangan baru bagi penegak hukum.
Selamat kepada Bapak Irjen Ari Dono Sukmanto sebagai Kabareskrim yang baru! Nitip perbanyak CCTV dan perbaharui teknologi analisis manusia yang dimiliki Reskrim ya, Pak!
Sekali lagi, selamat menjalankan tugas. Semoga Indonesia makin jujur, makin aman, makin tentram, dan makin ramah anak-wanita-lansia-kaum pinggiran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.