Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ke Gandang Dewata, Ilmuwan Ungkap Adanya Tikus Berkumis

Kompas.com - 16/05/2016, 19:38 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Ekspedisi Widya Nusantara ke Gandang Dewata, Sulawesi Barat, menemukan dua jenis tikus yang diduga merupakan spesies - atau mungkin bahkan genus - baru.

Dua mamalia kecil yang ditemukan pada ketinggian sekitar 1.700 meter di atas permukaan laut tersebut secara lokal disebut Lawe-lawe dan Kambola.

Peneliti tikus dari Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI, Anang S Achmadi, mengatakan, dua tikus yang ditemukan punya penampakan perbedaan mencolok dibanding dengan tikus-tikus lain di Gandang Dewata.

Perbedaan secara penampakan - atau dalam ilmu biologi disebut bentuk atau morfologi - pada taksonomi masa lalu dianggap sudah cukup sebagai dasar menyatakan kebaruan spesies.

Namun, Anang menganggap, "Masih perlu analisis lebih lanjut, termasuk secara molekuler, untuk menyatakan tikus itu spesies baru."

Tikus Kambola punya karakteristik unik. Bagian depan moncong relatif tidak berbulu tetapi memiliki beberapa helai rambut yang cukup panjang.

"Jadi seperti berkumis. Seperti anjing dan kucing," kata Anang ketika dihubungi Kompas.com, Senin (16/5/2016). Selain "kumis", ciri khas kambola adalah ekornya yang panjang.

Kambola merupakan jenis tikus arboreal. Artinya, tikus ini menghabiskan sebagian waktu hidupnya di pepohonan, tak seperti tikus umumnya yang hanya di atas tanah.

Anang S Achmadi/LIPI Lewa-lewa
Sementara itu, Lewa-lewa punya rambut ekor yang lebat dan rambut tubuh berwarna kecoklatan. Ujung rambut tikus ini mirip dengan rambut manusia yang di highlight, berwarna kemerahan.

Ujung moncong Lewa-lewa meruncing. "Kemungkinan masuk dalam tikus cecuruit Sulawesi, secara morfologi mirip dengan Melasmothriz naso, harus dibuktikan dengan analisis molekuler," jelas Anang.

Anang mengatakan, butuh waktu sekitar 8 bulan hingga 1 tahun untuk mengonfirmasi kebaruan jenis tikus tersebut meski sudah diyakini secara morfologi khas.

Analisis morfologi perlu diikuti dengan analisis molekuler yang biasanya memakan waktu lama. Jika secara molekuler terbukti baru, maka peneliti harus membuat deskripsi untuk menjelaskan perbedaan spesies tertentu dibanding lainnya.

Selain tikus, ekspedisi ke Gandang Dewata juag menemukan sejumlah keragaman hayati yang baru bagi ilmu pengetahuan, diantaranya dua jenis katak yang diduga baru dan jahe yang diduga baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com