Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/04/2016, 07:11 WIB
Anne Anggraeni Fathana

Penulis


KOMPAS.comIbu hamil disarankan menjaga kadar gula darah dalam tubuh. Kelebihan gula darah selama masa kehamilan tak hanya berisiko bagi ibu tetapi juga pada sang buah hati di kandungan.

Kadar gula darah tinggi selama masa kehamilan membuka peluang besar terjadinya risiko diabetes gestasional, baik pada ibu maupun janin di kandungan.

Dilansir oleh American Diabetes Association, tipe diabetes tersebut terjadi karena hormon yang dihasilkan plasenta –organ penyalur oksigen dan nutrisi pada bayi—menghalangi kinerja insulin dalam metabolisme sang Ibu.

Kondisi tersebut dikenal dengan istilah resistensi insulin. Ibu hamil membutuhkan tiga kali lipat dosis insulin normal agar tubuhnya mampu mengubah glukosa dalam darah menjadi energi.

Risiko besar

Diabetes gestasional umumnya bergejala ringan serta tidak mengancam keselamatan ibu, selama memang sebelumnya tak pernah ada riwayat menderita diabetes. Biasanya, keadaan ini berlangsung pada trimester kedua kehamilan dan sembuh setelah melahirkan.

Namun, pada sang jabang bayi, risiko penyakit gula itu tidak bisa dianggap sepele. Bayi dengan ibu pengidap diabetes gestational akan tumbuh lebih besar dari ukuran normal. Penyebabnya, pengiriman glukosa dan nutrisi pada bayi, tanpa disertai kecukupan insulin.

Janin pun di dalam kandungan dipaksa memproduksi sendiri insulin untuk mentralisir glukosa dalam darahnya. Karena tak banyak pergerakan, glukosa janin itu pun akhirnya menumpuk menjadi lemak.

Ukuran besar bagi bayi memberikan risiko tambahan saat persalinan, seperti kemungkinan cedera saat bayi lahir dan proses persalinan memakan waktu lama. Ibu dengan diabetes gestasional pun kerap disarankan menjalani operasi caesar daripada kelahiran normal.

Selain itu, bayi akan mengalami kondisi kekurangan gula dalam darah saat dilahirkan karena tidak mendapatkan asupan energi yang mencukupi dari ibu. Dampaknya, buah hati Anda bisa mudah menggigil atau mungkin mengalami masalah pernapasan.

Ketika besar, anak dari ibu yang mengalami diabetes gestational selama kehamilan pun memiliki risiko lebih besar bakal mengidap diabetes dan obesitas.


shutterstock Ibu hamil disarankan menjalani pola hidup sehat dan tetap berolahraga.

Waspada sejak awal

Meski sering tidak disadari pada awalnya dan baru diketahui ketika sudah terjadi, diabetes gestasional dapat dicegah. Ibu disarankan melakukan pemantauan gula darah secara berkala, bahkan sejak merencanakan kehamilan.

Agar lebih mudah, pemeriksaan boleh saja memanfaatkan teknologi alat bantu cek gula darah mandiri di rumah. Peranti seperti ini sekarang sudah mudah ditemukan dan digunakan.

Anda cukup meneteskan sedikit sampel darah pada test strip dan hasilnya akan langsung tercantum pada layar peranti. Ibu dapat memilih OneTouch Ultra 2, misalnya.

Tak lupa, calon ibu sebaiknya menerapkan pola makan khusus dengan saran dokter. Utamakan konsumsi makanan penuh nutrisi dan hindari asupan gula berlebih.

Terakhir, olahraga rutin dapat pula membantu mengatur kadar gula dalam darah. Calon ibu bisa mulai dari jalan kaki santai di pagi hari atau mengikuti yoga khusus ibu hamil

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com